JAKARTA - Sejumlah astronom kini sedang mengamati puing-puing raksasa hasil dari tabrakan dua benda antariksa, dinilai hal ini dapat memberikan wawasan baru tentang pembentukan planet.
Dilansir dari India Today, Jumat (25/3/2022), beberapa planet berbatu, termasuk Bumi dan satelitnya Bulan terbentuk oleh sebuah tabrakan besar di awal sejarah tata surya.
Sebab, dalam sebuah tabrakan benda-benda luar angkasa, akan terkumpul materi tertentu, bertambah besar, atau justru pecah menjadi potongan-potongan kecil.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Astrophysical Journal, para astronom mengatakan bahwa telah menganalisis bukti tabrakan antara dua benda antariksa.
Kedua benda luar angkasa yang bertabrakan itu, disebut ukurannya mungkin seperti asteroid besar atau planet-planer kecil di tata surya.
Akibatnya, tabrakan tersebut menyisakan debu luar angkasa yang dilaporkan berukuran layak bintang raksasa. Kini para astronom sedang mengamatinya.
Dipimpin oleh Kate Su dari Universitas Arizona, para astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa Spitze runtuk melaporkan pengamatan pertama debu puing dari salah satu tabrakan yang pernah terjadi.
Pengamatan ini, memungkinkan para peneliti untuk secara langsung menentukan ukuran debu segera setelah tumbukan, memperkirakan ukuran objek yang bertabrakan, dan melihat kecepatan penyebaran debu.
“Tidak ada pengganti untuk menjadi saksi mata suatu peristiwa. Semua kasus yang dilaporkan sebelumnya oleh Spitzer belum terselesaikan , dengan hanya hipotesis teoretis tentang seperti apa peristiwa sebenarnya dan debu puing itu,” kata George Rieke, rekan penulis studi.
Sekarang, para astronom mengamati kembali bintang HD 166191 di mana sebelumnya telah dilakukan lebih dari 100 pengamatan di sekitarnya antara tahun 2015 dan 2019. Sebab diprediksi akan mengalami tabrakan lagi dengan benda luar angkasa lain.
Apakah fenomena tabrakan ini mengancam Bumi? tentu tidak, kare bintang tersebut berjarak 388 tahun cahaya.
(Ahmad Muhajir)