Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Astronom Keluhkan Satelit Starlink Elon Musk Ganggu Studi Ilmiah

Farah Azka Gazali , Jurnalis-Rabu, 26 Agustus 2020 |18:45 WIB
Astronom Keluhkan Satelit Starlink Elon Musk Ganggu Studi Ilmiah
(Foto: The New York Times)
A
A
A

Menurut AAS, astronom sangat bergantung dengan langit gelap dan remang-remang dari luar angkasa untuk mengamati benda langit. Sehingga dengan adanya satelit yang menyilaukan, jelas ini dapat menimbulkan salah persepsi dari pengamatan. Cahaya pantulan satelit dapat menutupi entitas kosmik yang sebenarnya untuk terlihat di teleskop.

“Ini memperumit analisis data dan mengurangi penemuan,” ucap Tyson kepala ilmuwan proyek Observatorium Vera C. Rubin.

Melansir Science Magazine, Observatorium Vera C. Rubin merupakan observatorium luar angkasa yang akan beroperasi tahun depan. Dibangun di Chili, wilayah pengamatan itu kini terancam polusi cahaya akibat peroyek konstelasi satelit milik Elon Musk.

Tidak hanya Rubin, hal ini juga akan berpengaruh pada Observatorum lainnya. Sebagaimana bengkel Satelit Konstelasi 1 (SATCON1) mengklaim bahwa satelit pada orbit rendah Bumi sangat mudah terlihat di dekat cakrawala.

Sebagai solusi, melalui webinar yang diselenggarakan pada 29 Juni hingga 2 Juli, 250 peserta – terdiri dari sejumlah besar peneliti, ilmuwan, astronom, operator satelit, dan pendukung langit gelap – mengusulkan bahwa satelit harus didesain ulang.

Mengutip Science Magazine, hal ini termasuk “mempertahankan orbit di bawah 600 kilometer, menggelapkan satelit, atau mengontrol orientasinya di luar angkasa untuk mengurangi pantulan (sesuatu yang telah diuji SpaceX).”

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement