Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Benarkah AIDS Bisa Disembuhkan? (Bagian I)

Andina Librianty , Jurnalis-Jum'at, 20 Juli 2012 |14:05 WIB
Benarkah AIDS Bisa Disembuhkan? (Bagian I)
Ilustrasi (Foto: Getty Images)
A
A
A

CALIFORNIA – Seorang “Berlin Patient” yang pernah menjadi pengidap HIV positif, telah sembuh setelah lima tahun menjalani terapi revolusioner. Dari kasus itu, peneliti AIDS yakin, mungkin waktunya telah tiba untuk berpikir yang tidak terpikirkan.
 
Dilansir dari Independent, Jumat (20/7/2012), berpikir yang tidak terpikirkan di sini adalah: harusnya semakin banyak opini pakar percaya bahwa obat untuk infeksi HIV tidak lagi sebuah kemustahilan ilmiah, tapi tujuan yang realistis bahwa para ilmuwan bisa meraihnya dalam waktu dekat di masa depan.
 
Seorang ilmuwan yang berbagi hadiah Nobel untuk penemuan Human Immunodeficiency Virus (HIV) kini telah menambahkan suaranya bagi yang percaya bahwa ada kemungkinan untuk menyembuhkan infeksi virus yang sampai saat ini dianggap sebagai penyakin seumur hidup, kronis, dan meskipun bisa diobati tapu akhirnya tidak tersembuhkan.
 
Françoise Barré-Sinoussi, yang pertama kali melaporkan penemuan virus AIDS pada 1983 dengan rekannya Luc Montagnier dari Pasteur Institute di Paris, diharapkan pada hari ini (19/7) untuk mengatakan bahwa pembicaraan tentang obat untuk HIV seharusnya tidak lagi menjadi tabu bagi para peneliti AIDS.
 
Dia akan mengutip kasus “Berlin Patient”, seorang pria gay Amerika bernama Timothy Brown yang menerima transplantasi sumsum tulang pada 2007 saat menjadi mahasiswa di Jerman. Transplantasi ini dilakukan untuk mengobati jenis kanker darah, tapi dalam proses pengobatan itu infeksi HIV Brown tampaknya juga telah sembuh.
 
Lima tahun setelah transplantasi, Brown menjadi bebas HIV meski dia telah menyerah dengan obat anti-virusnya. Namun, masih belum jelas bagi para ilmuwan, mengapa Brown berhasil menghindari infeksi kronis HIV-nya secara efektif.
 
Selama beberapa dekade, obat untuk AIDS seakan menjadi mimpi karena kemampuan virus itu untuk terus mengintegrasikan “diri” dalam bahan genetik dari pasien yang terinfeksi. Setelah terpasang dalam DNS pasien, virus AIDS bisa “menyembunyikan diri” selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun dari pertahanan kekebalan tubuh.
 
Akibatnya, para ilmuwan segera menyadari setelah HIV ditemukan pada awal 1980 bahwa orang yang terinfeksi akan terus berada pada risiko pengembangan AIDS seumur hidup mereka, kecuali terus diobati dengan obat anti-virus.
 
Tapi kasus Brown yang sangat tidak biasa, telah memberikan beberapa alasan ilmuwan untuk optimis. Dalam sebuah artikel komentar Nature pekan ini, Barré-Sinoussi dan rekannya Steven Deeks dari University of California mengatakan, Brown telah efektif sembuh dari HIV dan menjadi orang pertama di dunia yang memenuhi definisi ilmiah yang ketat dari penyembuhan.

(Andina Librianty)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement