Kitagawa menyampaikan dalam konferensi pers Nobel bahwa ia sangat tersanjung dengan penghargaan tersebut.
"Impian saya adalah menangkap udara dan memisahkannya menjadi—misalnya, CO₂, oksigen, air, atau lainnya—lalu mengubahnya menjadi material bermanfaat menggunakan energi terbarukan," ujarnya.
Salah satu bidang yang menjanjikan adalah penangkapan karbon dalam manufaktur semen, salah satu proses industri paling kotor yang menyumbang 7% emisi karbon dioksida global. MOF sudah digunakan di beberapa pabrik semen untuk menangkap karbon sebelum dilepaskan ke atmosfer.
"Saya tidak menganggapnya sebagai sensasi, ini adalah implementasi sains, sains dasar, yang sepenuhnya bermanfaat bagi masyarakat," ujar Yaghi dalam konferensi pers.
Setelah penemuan tersebut, para ahli kimia telah membangun puluhan ribu MOF yang berbeda, beberapa di antaranya "dapat berkontribusi untuk memecahkan beberapa tantangan terbesar umat manusia," kata Akademi, seraya menambahkan bahwa penggunaan tambahan termasuk memisahkan PFAS beracun, atau "bahan kimia abadi", dari air dan mengurai jejak obat di lingkungan.
Kitagawa adalah profesor di Universitas Kyoto, Jepang; Robson adalah profesor di Universitas Melbourne, Australia; dan Yaghi adalah profesor di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat.
Kitagawa adalah orang Jepang; Robson lahir di Inggris tetapi pindah ke Australia pada akhir usia 20-an; sementara Yaghi adalah warga Amerika keturunan Yordania.
Yaghi lahir dari pasangan pengungsi Palestina di Yordania, di mana keluarganya tinggal di rumah satu kamar bersama ternak yang mereka pelihara.