JAKARTA - Hyundai merupakan produsen yang pertama kali memasarkan mobil listrik di Indonesia. Produsen asal Korea Selatan (Korsel) itu pun telah berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan 3 pabrik untuk mendukung kendaraan elektrifikasi.
Redaksi Okezone berkesempatan berkunjung ke 3 pabrik Hyundai, yaitu Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) dan Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang serta HLI Green Power (HLI) di Karawang pada Rabu (14/5/2025). Ketiganya sebagai rangkaian ekosistem produksi kendaraan listrik.
Di sana, redaksi melihat jalannya proses pembuatan mobil listrik. Ini mulai dari pembuatan baterai, pemasangan baterai, perakitan, hingga menjadi mobil listrik.
President Director PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, Bong Kyu Lee mengatakan, Hyundai dikenal dengan lini EV yang menawarkan kualitas premium, teknologi tinggi, dan performa mumpuni.
"Ini tak terlepas dari komitmen kami dalam menjamin kegiatan produksi yang presisi dan inovatif. Seluruh teknisi kami pun telah melalui uji kompetensi yang ketat untuk memastikan setiap kendaraan sampai di tangan konsumen dengan standar kualitas dan keamanan terbaik," ujarnya di Karawang.
Pabrik pertama yang disambangi adalah HLI Green Power. Pembuatan baterai mobil listrik dikerjakan di sana. Ini mulai dari mengolah bahan mentah, hingga menjadi sel baterai.
Chief Executive Officer PT HLI, Ki Chul Hong mengatakan, kualitas kendaraan listrik sangat ditentukan oleh baterainya.
"Maka dari itu, HLI Green Power berkomitmen untuk menjalankan proses produksi berstandar global untuk menghasilkan sel baterai terbaik untuk kendaraan listrik Hyundai. Produksi sel baterai secara lokal ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing Indonesia dalam membangun industri kendaraan listrik," tuturnya.
Dalam sehari, pabrik ini mampu memproduksi 120 ribu sel dengan kapasitas maksimal produksi 32.640.000 sel per tahun. Sel baterai yang dibuat di pabrik itu mayoritas untuk ekspor. Komposisinya, 98 persen untuk ekspor ke Korea Selatan dan India, dan 2 persen untuk domestik.