JAKARTA - Viral pemilik mobil listrik Tesla ramai-ramai mengganti logo atau lencana kendaraan mereka memakai lamnbang dari brand lain, seperti Toyota, Honda, hingga Mazda. Usut punya usut, ini terjadi karena mereka ingin menghindari aksi perusakan atau vandalisme yang dilakukan oleh orang-orang yang tak senang dengan Elon Musk.
Diketahui, sebelumnya orang-orang ramai memasang stiker bertuliskan 'I bought this car before I knew Elon was crazy". Seorang penjual stiker menuturkan bahwa, bisa menjual stiker tersebut ratusan lembar per hari.
Sejak saat itu, keadaan semakin memburuk, dan kebencian terhadap Tesla meningkat cukup tajam. Beberapa pemilik Tesla bahkan khawatir orang-orang akan merusak kendaraan mereka saat sedang terparkir.
Melansir Electrek, kini beberapa pemilik Tesla telah menemukan cara yang lebih kreatif dan jenaka untuk menjauhkan mobil Tesla mereka dari perusakan. Mereka memutuskan mengubah logo atau lencana Tesla menjadi merek Jepang.
Di media sosial, ramai terlihat mobil-mobil Tesla menggunakan logo yang berbeda. Terlihat mereka menggunakan logo Mazda dan Honda, serta Audi pada bagian belakang. Bahkan, sebuah Cybertruck terlihat menggunakan tulisan "TOYOTA" cukup besar di pintu bak pikapnya.
Kebencian orang-orang terhadap Elon Musk dimulai saat Donald Trump sebagai Presiden terpilih Amerika Serikat menunjuknya sebagai pimpinan Departemen Efisiensi Pemerintahan atau Department of Government Efficiency (DOGE).
Sejak menjabat, Elon Musk kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial. hal ini membuat orang-orang tidak senang dengan sikap politiknya dan memilih melampiaskannya pada aksi vandalisme di mobil Tesla.
Tesla sudah menjadi target pencoretan setelah gestur Musk yang ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai penghormatan kepada Nazi. Di momen itu, Elon Musk yang tampil dan berbicara dalam perayaan pelantikan Trump memicu perdebatan, lantaran bentuk tangannya lurus separuh diangkat, mirip dengan salam hormat Nazi.
Penggunaan hormat Nazi tersebut sekarang dianggap tindak kejahatan karena sejarah kelam penuh darah dan salam itu dilarang di sejumlah negara dunia.
Musk belum berbicara tentang meningkatnya protes secara keseluruhan. Tetapi, ia memberi respons pada sebuah video yang diunggah oleh pihak berwenang di Massachusetts, tentang aksi vandalisme yang dilakukan seorang pria pada sebuah mobil Tesla.
"Merusak properti orang lain, alias vandalisme, bukanlah kebebasan berbicara!" bunyi cuitan Elon Musk.
(Erha Aprili Ramadhoni)