Di bawah tanah Mailuu-Suu, Kirgistan, terdapat sumber uranium yang melimpah. Selama Perang Dingin, Uni Soviet menambang bijih uranium dalam jumlah besar, dan limbah hasil tambang yang sangat terkontaminasi dikubur di sekitar area galian, tetapi sejumlah besar juga tertinggal di atas tanah.
Ini berarti limbah juga masuk ke sungai, dan dampaknya masih terasa. Wawancara dengan penduduk setempat pada 2015 mengungkapkan bahwa penduduk di daerah tersebut mengatakan bahwa mereka penuh dengan penyakit, dengan banyak orang menderita kanker akibat tindakan Uni Soviet.
Namun, sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991, penduduk setempat mengatakan bahwa hanya ada sedikit pemantauan atau pemeliharaan terhadap tempat pembuangan sampah tersebut. Dalam sebuah laporan tahun 2010, Badan Tenaga Atom Internasional menulis: ‘Target produksi biasanya lebih diutamakan daripada standar lingkungan, kesehatan, dan keselamatan.’
Badan tersebut memperingatkan bahwa Mailuu-Suu sangat membutuhkan pembersihan.
Sekira 10.000 metrik ton uranium radioaktif diproduksi antara tahun 1946 dan 1967 yang menyediakan sebagian besar bahan bakar untuk senjata nuklir pertama dan pabrik energi atom Uni Soviet.
(Rahman Asmardika)