JAKARTA - Bahan-bahan radioaktif adalah materi yang dapat ditemukan secara alami di berbagai lokasi di Bumi. Namun, status tempat bersifat radioaktif dapat memberikan sebuah gambaran yang mengerikan bagi banyak orang.
Faktanya beberapa area menjadi sangat radioaktif karena dampak dari aktivitas manusia, mulai dari pengujian senjata nuklir hingga kecelakaan industri. Kondisi ini menimbulkan dampak serius bagi orang-orang yang berada di dekatnya.
Berikut adalah tempat-tempat paling radioaktif di Bumi, sebagaimana dilansir Metro:
Pada April 1986, salah satu kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah terjadi. Peristiwa itu terjadi selama uji keselamatan tengah malam di pembangkit listrik yang dimaksudkan untuk mensimulasikan kegagalan daya stasiun.
Namun, hal ini menyebabkan penonaktifan sistem keselamatan pembangkit listrik yang sebenarnya, yang menyebabkan ledakan uap besar-besaran dan kebakaran grafit di udara terbuka. Kebakaran itu mengirimkan gumpalan bahan radioaktif tinggi ke atmosfer yang mengakibatkan lebih dari lima juta orang di bekas Uni Soviet saja terpapar dampaknya.
Daerah tersebut mengalami tingkat kanker dan penyakit lain yang lebih tinggi dari biasanya, dan tingkat kematian yang tinggi pada mereka yang membersihkan lokasi tersebut. Hal ini juga menyebabkan beberapa hewan di daerah tersebut bermutasi dan beradaptasi lebih cepat dengan mengembangkan sel yang resistan terhadap kanker.
Pada 2011, bencana Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daini menyebabkan tiga reaktor pembangkit tersebut mengalami kebocoran bahan radioaktif dan tumpahan air limbah yang terkontaminasi ke Samudra Pasifik.
Kota Fukushima dilanda gempa bumi berkekuatan 9,1 skala Richter yang menyebabkan tsunami, dan fitur keselamatan yang ada di pembangkit listrik tersebut kewalahan. Pembangkit tersebut berhasil bertahan dari gempa awal, tetapi tsunami yang dihasilkan lebih dari dua kali lebih kuat dari yang dapat ditahan oleh pembangkit tersebut.
Hal ini menyebabkan pompa air laut di pabrik, yang dirancang untuk menjaga reaktor tetap dingin selama penghentian operasi, rusak.
Pabrik tersebut harus ditutup, tetapi sejumlah besar limbah radioaktif masih terbuang ke lingkungan. Diperkirakan akan memakan waktu sekitar empat dekade untuk sepenuhnya menonaktifkan pembangkit listrik tersebut.