Minta Insentif Mobil Hybrid, Toyota Incar Segmen Pasar Lebih Rendah

Muhamad Fadli Ramadan, Jurnalis
Rabu 27 Maret 2024 15:17 WIB
Minta insentif mobil hybrid, Toyota ingin jangkau segmen pasar yang lebih rendah. (Okezone)
Share :

JAKARTA - Permintaan mobil hybrid di Indonesia makin berkembang seiring banyaknya model yang ditawarkan. Namun, penjualannya tidak terlalu masih lantaran harganya yang dianggap terlampau tinggi.

Diketahui, saat ini MG VS HEV menjadi mobil hybrid termurah dengan harga mulai Rp389 juta. Harga tersebut selisih Rp51,6 juta dengan Toyota Yaris Cross HEV varian termurah.

Angka tersebut dirasa hanya akan membuat mobil hybrid bermain di pasar kelas atas. Karena itu, beberapa produsen meyakini jika daya beli konsumen untuk mobil hybrid bisa jauh meningkat, apabila diberlakukan insentif pendukung dari pemerintah.

“Kita butuh insentif yang lebih bagus lagi, supaya bisa menjangkau (segmen pasar) yang lebih rendah,” kata Wakil Direktur Toyota Motor Maufacturing Indonesia (TMMIN), di Jakarta Selatan, Bob Azzam, beberapa waktu lalu.

Ia menyebutkan, hadirnya insentif memungkinkan produsen untuk menghadirkan varian hybrid pada seluruh varian di model tersebut. Sehingga, teknologi tersebut dapat tersedia untuk pasar yang lebih rendah.

Untuk konsumen, keuntungan yang didapatkan dengan adanya insentif mobil hybrid bisa mendapatkan produk terbaru dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Ini juga akan membantu mengurangi polusi udara karena emisi yang lebih rendah.

“Sebenarnya dibutuhkan insentif, di mana konsumen belum bisa menjangkau teknologi. Tapi di sisi lain, teknologi harus kami perkenalkan di awal supaya kita tidak ketinggalan negara lain,” ujar Bob Azam.

Selain itu, dengan adanya insentif mobil hybrid dan bertambahnya minat konsumen juga diyakini bisa memberikan kontribusi kepada program elektrifikasi di Indonesia. Mengingat mobil hybrid menjadi jembatan sebelum beralih ke full elektrik.

“Insentif itu bukan buat Toyota, tapi buat konsumen supaya konsumen bisa menjangkau teknologi yang lebih tinggi lagi. Kan konsumen biasa juga ingin ikut berkontribusi menurunkan emisi melalui produk-produk teknologi, nah inilah yang harus dibantu,” tuturnya.

Diketahui, hingga kini pemerintah masih menggodok wacana insentif mobil hybrid. Kekhawatiran utama adalah pengguna mobil hybrid yang sudah mendapatkan insentif akan mengisi bahan bakar bersubsidi sehingga menerima dua bantuan pemerintah.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya