Pejabat diplomatik Rusia, Korea Utara, dan Iran tidak membalas pesan terkait permintaan tanggapan atas tuduhan tersebut.
Juru Bicara Kedutaan Besar China di Amerika Serikat (AS), Liu Pengyu, mengatakan bahwa pihaknya membantah “tuduhan tidak berdasar terhadap China” dan menganjurkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan yang “aman, andal, terkendali” untuk “meningkatkan kesejahteraan bersama seluruh umat manusia.”
Dugaan bahwa peretas yang didukung negara ditemukan menggunakan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan mata-mata mereka, memperbesar kekhawatiran terkait pesatnya perkembangan teknologi ini dan kemungkinan penyalahgunaannya.
Pejabat keamanan siber senior di negara-negara Barat telah memperingatkan sejak tahun lalu bahwa pelaku kejahatan akan memanfaatkan perangkat seperti ini, meski pada kenyataannya kini masih sangat minim.
(Rahman Asmardika)