Kuat Terbang Sampai Puluhan Tahun, Sebenarnya Apa Bahan Bakar Satelit?

Tangguh Yudha, Jurnalis
Kamis 22 Juni 2023 07:08 WIB
Ilustrasi Satelit. (Foto: Freepik)
Share :

INDONESIA akhirnya memiliki satelit pribadi yang bernama Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1. Satelit ini pun meluncur pada akhir Minggu kemarin waktu setempat.

Meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 18 Juni 2023, satelit ini menjadi satelit multifungsi terbesar di Asia dan nomor enam di dunia. Adapun kapasitas internet yang dimiliki yakni sebesar 150 Gbps.

Dengan adanya satelit ini, diharapkan jangkauan layanan internet pemerintah di daerah tertinggal, terpencil, dan terluar (3T) dapat terpenuhi. Adapun fokus layanannya di bidang pendidikan, kesehatan, pemerintah daerah, dan kepolisian.

Seperti diketahui bersama bahwa satelit bisa mengorbit di sekitar Bumi dalam waktu yang lama. Satelit GOES-3 NOAA bahkan memiliki masa operasional selama lima dekade atau enam presiden AS berbeda.

Fakta ini mungkin menimbulkan tanda tanya apa sih sebenarnya bahan bakar satelit hingga membuatnya tetap berada di posisi selama bertahun-tahun. Nah untuk menemukan jawabannya, simak paparan berikut ini.

Sebagian besar satelit buatan menggunakan bahan bakar bernama monomethyhydrazine (MMH) dan nitrogen textroxide (N2O4). Ada juga satelit buatan yang menggunakan bahan bakar bernama Reaction Engine Assemblies.

Sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber, sebenarnya satelit hanya membawa sedikit daya yang dicadangkan untuk mengubah orbit atau menghindari tabrakan. Sisanya, mengandalkan faktor kecepatan dan grafitasi.

Faktor kecepatan digunakan satelit untuk melakukan perjalanan dalam garis lurus. Sementara tarikan gravitasi yang dimiliki Bumi digunakan untuk membuatnya dapat berputar mengelilingi Bumi sebagai gaya sentripetal.

Satelit dapat terus mengorbit di sekitar Bumi karena mereka terkunci pada kecepatan yang cukup untuk mengalahkan tarikan gravitasi ke bawah. Mereka dikirim dengan roket yang berkecepatan 25.039 mph untuk keluar dari atmosfer.

Begitu roket mencapai lokasi yang ditentukan, roket akan menjatuhkan satelit ke orbitnya. Kecepatan awal satelit yang dipertahankan saat terlepas dari kendaraan peluncuran cukup untuk mempertahankan satelit di orbit selama bertahun-tahun.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya