Teori Habibie, Faktor Habibie dan Fungsi Habibie

, Jurnalis
Kamis 12 September 2019 10:32 WIB
Share :

Faktor Habibie juga ternyata bisa berperan dalam pengembangan teknologi penggabungan bagian per bagian kerangka pesawat. Sehingga sambungan badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara saat tubuh pesawat lepas landas. Begitu pula dengan landing gear yang akan jauh lebih kokoh, sehingga mampu menahan beban saat pesawat mendarat.

Namun, kita telisik sedikit mengenai terjadinya teori-teori yang Habibie ciptakan untuk membuat pesawat menjadi transportasi pilihan yang aman bagi masyarakat.

Pada awal 1960-an, musibah pesawat terbang masih sering terjadi karena kerusakan konstruksi yang tak terdeteksi kelelahan pada bodi pesawat yang masih sangat sulit terdeteksi dengan keterbatasan perkakas.

Baca Juga : BJ Habibie Meninggal, Melly Goeslaw Merasa Sakit dan Sepi

Saat itu, belum ada pemindai dengan sensor laser yang didukung unit pengolah data komputer untuk mengatasi persoalan rawan tersebut. Titik rawan kelelahan ini biasanya pada sambungan antara sayap dan badan pesawat atau antara sayap dan dudukan mesin.

Ketika menyentuh landasan, bagian ini pula yang menanggung empasan tubuh pesawat. Kelelahan logam pun terjadi, dan itulah awal dari keretakan atau crack. Kalau tidak terdeteksi, taruhannya jelas harga mahal, karena sayap bisa sontak patah saat pesawat tinggal lepas landas.

Habibie yang menemukan bagaimana rambatan titik crack itu bekerja. Perhitungannya sungguh rinci, sampai pada hitungan atomnya. Namun sebelum titik crack bisa dideteksi secara dini, para insinyur mengantispasi kemungkinan muncul keretakan konstruksi dengan cara meninggikan faktor keselamatannya (SF). Caranya, meningkatkan kekuatan bahan konstruksi jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya