JAKARTA – Tank Leopard yang baru saja di beli dari pemerintah Belanda merupakan tank tergolong canggih. Menggunakan teknologi terkini, tank buatan Jerman ini memiliki lapisan pelindung dan dirancang bisa berjalan pada medan sulit.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) memiliki dua buah tipe tank tempur utama (main battle tank). Tank tersebut dinamakan Leopard 2A4 dan Leopard 2 Revolution RI yang merupakan buatan Rheinmetall AG asal Jerman.
Tank Leopard 2 Revolution ditambahkan RI sebagai inisial ‘Republik Indonesia’ karena dibuat dengan berbagai opsi persenjataan dan spesifikasi khusus untuk Indonesia. Modifikasi meliputi sistem penembakan, komunikasi, optik .
Namun , modifikasi sistem proteksi dengan menggunakan armor komposit yaitu AMAP (advance modular armor protection) diklaim memberikan kemampuan perlindungan jauh lebih baik karena memiliki materi nanokeramik, titanium dan baja alloy.
Tank Leopard 2 RI pun dilengkapi pendingin ruangan (AC) untuk menjaga kenyamanan prajurit saat beroperasi di dalam tank.
Mesin Leopard Revolution menggunakan mesin diesel turbocharge MTU MB837 KA501 yang berkekuatan 1,500 hp (tenaga kuda). Mesin ini membuatnya melaju maksimal 72KM/jam di medan rata. Harga Revolution sekitar USD1,7 juta per unit dibanding 2A4 yang USD700 ribu.
Indonesia saat ini memiliki 100 tank leopard dengan nilai yang tidak sedikit, yakni sebesar USD 280 juta, melalui alokasi pinjaman luar negeri. Tank ini pun dibuat oleh perusahaan Rheinmetall, yang secera resmi mendapat sertifikat dari pemerintah Jerman.
Spesifikasi Tank Leopard
Spesifikasi |
Keterangan |
Persenjataan |
Rheinmetall 120 mm L55 buatan Rheinmetall Waffe Munition of Ratingen, Jerman |
Amunisi |
Kompatibel dengan 120 mm standar NATO Terdiri dari APFSDS-T anti tank dan HEAT-MP-T multipurpose, membawa 42 butir dan 15 butir siap tembak tersimpan di kubah meriam |
Gunner |
Dilengkapi peralatan dari Rheinmetall Defence Electronics EMES 15 |
Laser pencari jejak |
Neodinium Yttrium Alumunium Garnet |
Jejak panas |
Zeiss Optonik, model WBG-X di link ke komputer |
Ruang pengemudi |
Tiga periskop observasi, amunisi, kamera posisi pandang 65 derajat horizontal dan vertical, monitor televise |
Navigasi darat |
LITEF Bonn Jerman, sistem navigasi hibrid kombinasi GPS dengan inersia |
Sistem pelindung |
Lapisan pelindung komposit generasi ketiga, mampu menahan energi kinetik 920-940 RHAe |
Mesin |
Diesel turbocharge MTU MB837 Ka501 berkekuatan 1,500 hp |
Senjata utama |
Meriam L/44 smoothbore kaliber 120 mm buatan Rheinmetall |
Laser range finder |
Mengukur sasaran sampai jarak 9,900 meter |
Senapan mesin |
Kategori berat kaliber 12,7 mm dioperasikan remote control weapon system (RCWS) |
Opsi amunisi |
APFDS (armor piercing fin stabilized discarding sabot) DM33/DM43, amunisi HEAT (high explosive anti tank) DM11/DM12 dan amunisi latih |
Berat laras |
1,190KG |
Berat meriam keseluruhan |
3,317KG |
Panjang laras |
5,28 meter |
Kecepatan luncur proyektil |
1,580 – 1750 meter per detik |
Jangkauan tembak maksimum |
4,000 meter |
(Ahmad Luthfi)