JAKARTA – Alutsista (alat utama sistem senjata) merupakan komponen penting bagi sebuah angkatan bersenjata. Bagi Indonesia yang merupakan negara maritim, TNI AL memiliki alutsista kapal selam.
Alutsista kapal selam termasuk dalam Korps Hiu Kencana. Korps ini memiliki moto ‘Tabah Sampai Akhir’ atau ‘Wira Ananta Rudhiro’.
TNI AL memiliki dua unit kapal selam. Kapal selam tersebut bertipe U-209/1300 dan dibuat oleh Howaldtswerke di Kiel, Jerman Barat.
Dua kapal selam tersebut diberi nama KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). KRI Cakra digerakkan motor listrik Siemens jenis low speed.
KRI Cakra bebas bising saat menyelam karena menggunakan tenaga listrik. Selain itu, tenaga listrik membuatnya tak mudah terdeteksi sonar kapal musuh.
Persenjataan KRI Cakra terdiri dari 14 buah torpedo surface and underwater 21 inci buatan AEG dengan delapan tabung.
Periskopnya menggunakan lensa buatan Carl Zeiss dan sonar jenis CSU-3-2 Suite. Snorkel dibuat pabrikan Jerman, Maschinenbau Gabler.
Spesifikasi teknisnya, KRI Cakra memiliki berat selam 1,395 ton dan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Kapal selam ini bisa melaju hingga 21,5 knot, menyelam kedalaman 500 meter dan memiliki awak 34 pelaut.
Spesifikasi KRI Cakra
Spesifikasi |
Keterangan |
Motor Listrik |
Merek Siemens, jenis low speed yang disalurkan langsung melalui shaft ke baling-baling kapal |
Total daya |
5000 shaft horse power |
Baterai |
Varta (low power) dan Hagen (high power) |
Pengisi baterai |
Generator yang diputar empat buah mesin diesel MTU berjenis supercharged |
Tenaga |
Listrik |
Persenjataan |
14 buah torpedo surface and underwater (SUT) 21 inci buatan AEG berjumlah delapan tabung |
Periskop |
Lensa buatan Carl Zeiss |
Sonar |
CSU-4-2 Suite |
Snorkel |
Maschinenbau Gabler |
Berat selam |
1,395 ton |
Dimensi |
59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter |
Awak |
34 pelaut |
Laju |
Hingga 21,5 knot |
Kedalaman selam |
500 meter |
(Ahmad Luthfi)