Intelijen militer juga telah mengungkap skema "honeypot" yang berulang di mana para operator menyamar sebagai perempuan online untuk memikat personel agar memasang malware, terutama dalam Operasi HeartBreaker. Para analis mencatat bahwa kampanye semacam itu bertujuan untuk mengakses kontak, foto, dan data lokasi waktu nyata (real-time) di perangkat tentara.
Langkah baru ini merupakan kelanjutan dari upaya sebelumnya untuk memperketat penggunaan perangkat seluler di seluruh pasukan, termasuk pelatihan dan latihan internal yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran para perwira akan taktik rekayasa sosial. Dalam beberapa tahun terakhir, IDF bahkan menggelar skenario yang meniru "honeypot" terkait Hizbullah untuk menguji kedisiplinan digital unit-unit tersebut.
Radio Angkatan Darat mengatakan arahan tersebut diperkirakan akan dikeluarkan dalam beberapa hari mendatang, dengan penerapannya berlaku untuk perwira mulai dari letnan kolonel hingga staf umum. Langkah yang dilaporkan ini sejalan dengan upaya yang lebih luas untuk mengekang paparan yang tidak disengaja dari media sosial dan aplikasi perpesanan yang dapat mengungkap pola kehidupan.