Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ciptakan Material Pemanen Air dari Udara Gurun, 3 Ilmuwan Dianugerahi Nobel Kimia 2025

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 09 Oktober 2025 |08:54 WIB
Ciptakan Material Pemanen Air dari Udara Gurun, 3 Ilmuwan Dianugerahi Nobel Kimia 2025
Tiga ilmuwan penerima Nobel Kimia 2025. (Foto: X/@NobelPrize)
A
A
A

JAKARTA - Ilmuwan Susumu Kitagawa, Richard Robson, dan Omar Yaghi memenangkan Hadiah Nobel Kimia 2025 atas pengembangan bentuk baru arsitektur molekuler yang menghasilkan material yang dapat membantu mengatasi tantangan seperti perubahan iklim dan kekurangan air bersih.

Ketiga pemenang ini berupaya menciptakan konstruksi molekuler yang dikenal sebagai kerangka logam-organik (metal-organic frameworks/MOF), dengan ruang luas yang memungkinkan gas dan bahan kimia lainnya mengalir serta dapat dimanfaatkan untuk memanen air dari udara gurun, menangkap karbon dioksida, atau menyimpan gas beracun.

Menggambarkan "sifat-sifat yang belum pernah terdengar" dari bahan-bahan ini, komite penghargaan menyatakan beberapa di antaranya memiliki luas permukaan yang luar biasa besar—bahan berpori seukuran gula batu dapat memiliki luas permukaan sebesar lapangan sepak bola.

"Sejumlah kecil bahan semacam itu hampir seperti tas tangan Hermione di Harry Potter. Bahan itu dapat menyimpan gas dalam jumlah besar dalam volume yang sangat kecil," kata Olof Ramstrom, anggota Komite Nobel untuk Kimia, sebagaimana dilansir Reuters.

Penghargaan yang telah berusia lebih dari satu abad ini diberikan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia dan para pemenangnya berbagi 11 juta krona Swedia (sekitar Rp19,4 miliar), serta ketenaran karena memenangkan penghargaan sains paling bergengsi di dunia.

 

Kitagawa menyampaikan dalam konferensi pers Nobel bahwa ia sangat tersanjung dengan penghargaan tersebut.

"Impian saya adalah menangkap udara dan memisahkannya menjadi—misalnya, CO₂, oksigen, air, atau lainnya—lalu mengubahnya menjadi material bermanfaat menggunakan energi terbarukan," ujarnya.

Salah satu bidang yang menjanjikan adalah penangkapan karbon dalam manufaktur semen, salah satu proses industri paling kotor yang menyumbang 7% emisi karbon dioksida global. MOF sudah digunakan di beberapa pabrik semen untuk menangkap karbon sebelum dilepaskan ke atmosfer.

"Saya tidak menganggapnya sebagai sensasi, ini adalah implementasi sains, sains dasar, yang sepenuhnya bermanfaat bagi masyarakat," ujar Yaghi dalam konferensi pers.

Setelah penemuan tersebut, para ahli kimia telah membangun puluhan ribu MOF yang berbeda, beberapa di antaranya "dapat berkontribusi untuk memecahkan beberapa tantangan terbesar umat manusia," kata Akademi, seraya menambahkan bahwa penggunaan tambahan termasuk memisahkan PFAS beracun, atau "bahan kimia abadi", dari air dan mengurai jejak obat di lingkungan.

Siapa Saja Penerima Nobel Kimia 2025?

Kitagawa adalah profesor di Universitas Kyoto, Jepang; Robson adalah profesor di Universitas Melbourne, Australia; dan Yaghi adalah profesor di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat.

Kitagawa adalah orang Jepang; Robson lahir di Inggris tetapi pindah ke Australia pada akhir usia 20-an; sementara Yaghi adalah warga Amerika keturunan Yordania.

Yaghi lahir dari pasangan pengungsi Palestina di Yordania, di mana keluarganya tinggal di rumah satu kamar bersama ternak yang mereka pelihara.

 

"Ini adalah perjalanan yang luar biasa dan sains memungkinkan Anda melakukannya," katanya dalam wawancara yang dipublikasi di situs web Nobel, sembari menambahkan bahwa orang tuanya hampir tidak bisa membaca atau menulis. "Sains adalah kekuatan penyeimbang terbesar di dunia," katanya.

Yaghi, yang mengaku takjub dan senang menerima penghargaan tersebut, berusia 10 tahun saat menemukan buku tentang molekul di perpustakaan yang menjadi awal kecintaannya pada kimia seumur hidup.

"Semakin dalam Anda menggali, semakin indah berbagai konstruksi yang Anda temukan," ujarnya di situs web Nobel.

Robson menyebut ia menerima telepon dari Stockholm setengah jam sebelum pengumuman resmi dan merayakannya dengan tenang di rumahnya di luar Melbourne.

"Saya menyiapkan ikan untuk makan malam bersama istri saya, lalu mencuci piring setelahnya," ujarnya kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa ia baru-baru ini bersumpah untuk tidak mengonsumsi alkohol karena alasan kesehatan.

"Saya melanggar aturan itu dengan minum segelas anggur yang sangat murah," ujarnya.

Hadiah Nobel Ketiga yang Diumumkan

Nobel Kimia adalah hadiah ketiga yang diumumkan dalam rangkaian penghargaan tahun ini, sesuai tradisi, setelah penghargaan untuk bidang kedokteran dan fisika yang diumumkan awal pekan ini.

 

Dibentuk atas wasiat penemu dan pengusaha Swedia Alfred Nobel, penghargaan untuk pencapaian di bidang sains, sastra, dan perdamaian telah diberikan sejak tahun 1901, dengan beberapa jeda terutama karena perang dunia.

Nobel sendiri adalah seorang ahli kimia dan perkembangannya di bidang tersebut turut menopang kekayaan yang ia kumpulkan dari penemuan dinamit pada abad ke-19.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement