JAKARTA - Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 tak luput dari sasaran rojali (rombongan jarang beli). Namun, penyelenggara berharap hal ini tidak terjadi.
Sekertaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Kukuh Kumara, mengakui ada peningkatan jumlah pengunjung di GIIAS 2025. Ia berharap mereka yang datang turut berkontribusi pada penjualan mobil baru.
"Harapannya jangan rojalilah. Sampai tiga hari yang lalu, itu sudah melebihi dari jumlah pengunjung pada waktu yang sama tahun lalu. Jadi, lebih ramai," kata Kukuh di arena GIIAS 2025, ICE BSD City, Tangerang, Selasa (29/7/2025).
Namun, Kukuh tak menyalahi kelompok rojali yang datang ke GIIAS 2025. Itu karena ajang ini menjadi wadah untuk memamerkan teknologi dan produk terbaru. Karena itu, GIIAS 2025 menjadi menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mengetahui perkembangan industri otomotif.
"Yang menarik, masyarakat kan lagi berat daya belinya, tapi mimpinya bagus. Nah, di GIIAS ini banyak mobil baru, teknologi baru, dan harganya pun lebih terjangkau," ucapnya.
Kukuh menyebut, banyak mobil dengan harga terjangkau di GIIAS 2025.
"Kita sudah berkali-kali menyampaikan, masyarakat kita beli mobil yang harganya di bawah Rp300 juta dan ternyata ada (di GIIAS), dan mobilnya baru pula kan," ujarnya.
Untuk menurunkan angka kelompok rojali, beragam penawaran ditawarkan pada ajang GIIAS 2025 melalui kerja sama dengan Astra Financial. Perusahaan jasa pembiayaan ini siap mendukung skema pembelian mobil baru maupun bekas.
"Trade-in kini bukan cuma soal jual beli, tapi bagian dari ekosistem pembiayaan otomotif. Kami siapkan one-stop financial solution untuk semua pengunjung GIIAS," ucap Chief Marketing Officer Astra Financial, Tan Chian Hok, di kesempatan yang sama.
Kukuh merasa kehadiran perusahaan jasa pembiayaan sangat tepat di tengah lesunya daya beli masyarakat. Sehingga, GIIAS 2025 dianggap sebagai momen tepat untuk membeli mobil baru atau tukar-tambah.
"Dulu jual mobil bekas itu kayak beli kucing dalam karung. Sekarang sudah ada sistem yang terukur. Transisinya jelas, transparan, dan cepat," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)