“Meskipun sangat tipis, baterai ini memiliki kepadatan energi yang luar biasa berkat inovasi baterai kami berupa horizontal cell layout. Konsep ini adalah konsep satu-satunya di dunia dan memungkinkan baterai kami yang digunakan pada berbagai kendaraan MG menjadi lebih efisien," ujar Joy Zheng, Managing Director Unified Advanced Battery System (UABS) Indonesia.
“Dimensinya mungkin kecil, tapi kapasitas dan kepadatan dayanya sangat besar. Tidak ada kompromi performa, bahkan untuk kendaraan sport sekalipun. Inilah bukti nyata bahwa desain tipis tidak berarti kemampuan terbatas,” ucap Joy.
Baterai MG telah melalui berbagai uji ekstrem, termasuk paparan suhu hingga 55°C, benturan keras, hingga penetrasi langsung menggunakan paku besi. Baterai MG juga memiliki sertifikasi IP67.
Sistem Intelligent Battery Temperature Control Management juga tertanam di seluruh unit EV MG, memantau kondisi baterai 24 jam non-stop. Ketika suhu naik, sistem pendingin otomatis bekerja menjaga suhu tetap ideal di kisaran 20°C.
Baterai ini dikembangkan di atas platform E2 Battery, hasil riset dan pengujian selama tiga tahun sejak 2019 sebelum memasuki tahap produksi pada 2021. Platform ini menjadi fondasi dari desain baterai horizontal pertama dan satu-satunya di dunia. Proyek ini dikembangkan bersama SAIC dan CATL.
Baterai ini dirancang untuk bertahan hingga ±12 tahun. Namun setelah itu, bukan berarti baterai menjadi limbah.