"Jadi dari satu sisi, Nissan sudah putus asa untuk menemukan jalan keluar menuju masa depan. Di sisi lainnya, Honda, mereka tidak terlalu senang dengan langkah ini. Tapi, Anda harus memperhitungkan pengaruh Meti di Jepang," ucap Ghosn.
Ia berpendapat, METI menekan Honda untuk melakukan kesepakatan ini, dengan alasan untuk menjaga kelangsungan hidup salah satu merek besar Jepang.
"Setelah tinggal di Jepang selama bertahun-tahun, saya tahu betul seberapa besar pengaruh METI. Menurut saya, tidak ada logika industri di balik kesepakatan ini, tetapi ada kalanya Anda harus memilih antara kinerja dan kontrol," ujarnya.
"Jelas, bila Anda bisa mendapatkan keduanya, itu lebih baik. Namun ada saat-saat ketika Anda harus memilih, dan dalam hal ini, METI lebih memilih kontrol daripada kinerja," kata Ghosn.
(Erha Aprili Ramadhoni)