JAKARTA – Jutaan pengguna media sosial beralih dari X (dahulu Twitter) milik Elon Musk ke Bluesky, yang dikelola mantan pendiri Twitter Jack Dorsey. Dilaporkan, lebih dari satu juta orang telah bergabung dengan Bluesky sejak November 2024.
Peralihan pengguna tersebut berkaitan dengan kedekatan Elon Musk dengan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sejak kemenangan Trump, yang beraliran kanan dan konservatif, pada Pemilihan Presiden AS (Pilpres AS), kalangan kiri dan liberal yang menentang Trump, merasa terpinggirkan dan memutuskan meninggalkan X ke Bluesky.
Alasan politik bukan satu-satunya penyebab eksodus pengguna X ke Bluesky. Pendorong lainnya adalah keputusan X untuk menggunakan unggahan pengguna untuk melatih model kecerdasan buatan (AI), yang memunculkan kekhawatiran akan privasi dan hak cipta, terutama bagi para seniman.
"Sejumlah seniman dan kreator telah menjadikan Bluesky sebagai rumah mereka, dan kami mendengar kekhawatiran mereka terhadap platform lain yang melatih data mereka," kata Bluesky dalam sebuah posting di aplikasinya.
"Kami tidak menggunakan konten Anda untuk melatih AI generatif, dan tidak berniat melakukannya."
Ini bukan pertama kalinya terjadi esksodus dari X sejak Musk mengakusisi platform media sosial itu pada Oktober 2022. Sebelumnya, pengguna juga banyak melakukan eksodus ke platform lain seperti Mastodon karena ketidakpuasan mereka pada pengelolaan X oleh Musk.
Namun, banyak pengguna akhirnya kembali menggunakan X, yang memiliki jangkauan jauh lebih luas dan fitur jauh lebih lengkap.
Dilansir BBC, Bluesky menggambarkan dirinya sebagai "media sosial sebagaimana mestinya", meskipun tampilannya mirip dengan situs lain.
Secara visual, bilah di sebelah kiri halaman menunjukkan semua yang mungkin Anda harapkan - pencarian, notifikasi, beranda, dan sebagainya. Sederhananya, tampilannya seperti X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Orang yang menggunakan platform ini dapat memposting, mengomentari, memposting ulang, dan menyukai hal-hal favorit mereka.