JAKARTA - Microsoft telah merilis Digital Defense Report 2024, yang merupakan laporan tahunan tentang keamanan siber global. Laporan ini menyoroti tiga hal terkait ancaman kejahatan siber yang banyak terdeteksi sepanjang tahun ini, yaitu: ransomware, fraud, serta identity and social engineering.
Dalam laporan ini, Microsoft juga menggarisbawahi sejumlah praktik keamanan siber yang perlu dilakukan, termasuk bagaimana memperkuat keamanan siber di era baru kecerdasan buatan (AI), yang berpotensi digunakan dalam serangan di dunia maya.
Microsoft juga menekankan bahwa dalam dunia digital, keamanan siber membutuhkan peran tidak hanya tim IT, tetapi juga partisipasi semua pihak dalam menjaganya.
"Sebagai bagian dari kerja sama tim ini, setiap individu perlu memiliki pemahaman dan menjalankan praktik keamanan siber yang mumpuni. Misalnya, dengan menerapkan prinsip-prinsip Zero Trust seperti selalu lakukan verifikasi secara eksplisit," kata National Technology Officer Microsoft Indonesia, Wasmana dalam keterangan resmi.
Dia mengingatkan seseorang perlu mengimplementasikan passkey, sebuah metode autentikasi dengan kunci digital pribadi yang dilindungi oleh data biometrik (seperti wajah dan sidik jari) atau pin, yang lebih aman daripada password.
Untuk memperkuat keamanan siber secara menyeluruh, penting memahami berbagai tipe serangan yang paling umum terjadi.
Berikut adalah beberapa lanskap ancaman siber seperti dirangkum dari Microsoft Digital Defense Report 2024:
Ransomware merupakan sejenis program jahat atau malware, yang mengancam korban dengan menghancurkan atau memblokir akses ke data atau sistem penting hingga tebusan dibayar.
Lanskap terbaru menunjukkan bahwa human-operated ransomware, jenis serangan ransomware di mana penjahat siber secara aktif menyusup ke infrastruktur teknologi & informasi organisasi untuk menyebarkan ransomware, meningkat 2,75x year over year.