Kossin mengingatkan bahwa jalur badai juga perlu mendapatkan perhatian serius. Pasalnya, perubahan yang terjadi pada intensifikasi dan kekuatan badai juga terlihat pada jalur badai itu sendiri.
"Orang tidak cukup banyak bicara tentang jalur," katanya. "Dan saya pikir itu jauh lebih berbahaya."
Dalam sebuah makalah tahun 2014, Kossin dan rekan-rekannya menemukan bahwa di belahan bumi utara, badai telah bergerak ke utara sejauh 53 km (33 mil) per dekade. Di belahan bumi selatan, badai telah bergerak ke selatan sejauh 62 km (39 mil) per dekade. Secara keseluruhan, badai tersebut bergerak sekitar satu derajat lintang menjauhi daerah tropis per dekade.
Hal ini dapat membuat masyarakat terpapar badai ekstrem di wilayah yang sebelumnya tidak terbiasa dengan badai. Kossin menunjuk pada migrasi siklon tropis di Pasifik Barat, di mana ia telah mengukur sedikit penurunan risiko di sekitar Filipina, tetapi peningkatan di utara dekat Jepang.
Teknologi dapat membantu menyelamatkan nyawa di masyarakat yang dilanda badai, sementara perubahan jangka panjang juga dapat membatasi hilangnya nyawa dan harta benda.
"Salah satu isu yang akan saya fokuskan adalah (membatasi) pembangunan lebih lanjut di wilayah pesisir," kata Carmargo.
"Kebijakan yang mengarah pada pembangunan real estat besar-besaran di wilayah pesisir seharusnya tidak dilanjutkan. Semakin banyak orang dan infrastruktur di wilayah yang biasanya berada di jalur badai menyebabkan lebih banyak dampak."