BADAI Milton yang menghantam beberapa wilayah Amerika Serikat (AS) pekan lalu menimbulkan kerusakan dahsyat, mencapai puluhan miliar dolar, dan korban jiwa. Badai Milton merupakan badai terkuat di Teluk Meksiko, baik dari segi kecepatan dan tekanan angin, dalam dua dekade terakhir.
Tren badai yang semakin kuat, teurtama di AS, telah terlihat dalam beberapa tahun belakangan, yang sejalan dengan teori para peneliti bahwa perilaku badai-badai terkuat ini terus berubah.
Bagi yang belum mengetahui, badai, topan, dan siklon tropis terbentuk oleh panas dari air laut. Saat badai menerjang lautan, panas tersebut berubah menjadi menjadi energi kinetik dahsyat yang meratakan pulau-pulau dan membanjiri kota-kota pesisir.
Sebagai dampak dari perubahan iklim, suhu laut kini memecahkan semua rekor, dan badai ini meresponsnya dengan tepat, mengambil jalur yang berbeda melintasi lautan, melambat, dan menjadi kurang dapat diprediksi serta lebih berbahaya.
Para ahli kini berlomba memahami perubahan ini secara tepat dengan harapan dapat mempelajari dan mengetahui bagaimana kita dapat beradaptasi untuk menghadapinya. James Kossin, seorang ilmuwan iklim dan atmosfer pensiunan Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) mengatakan bahwa ada siklus musiman yang berbeda untuk badai di Atlantik, dengan sangat sedikit atau tidak ada sama sekali di musim dingin, dan puncaknya pada September.
Karena perubahan iklim, awal musim badai yang lebih kuat datang lebih awal. "Badai itu sendiri bereaksi terhadap lingkungan tempat badai itu berada," kata Kossin, sebagaimana dilansir BBC. Jadi, lanjutnya, jika manusia membuat lingkungan pada Juni tampak seperti lingkungan yang biasanya terjadi pada Agustus atau September, maka badai itu akan berperilaku seolah-olah saat itu bulan Agustus atau September.
Kondisi laut yang luar biasa hangat karena perubahan iklim, meskipun ada faktor lain yang menjadikan musim ini aktif, termasuk kondiisi transisi dari El Nino ke La Nina, sekarang ini, cenderung meningkatkan aktivitas badai. "Dalam iklim yang menghangat, kita akan mengharapkan air berada pada suhu hangat yang kita butuhkan untuk badai di awal tahun," kata Kristen Corbosiero.