“Biasanya, serangan siber itu tergantung dari momennya. Ada kenaikan atau penurunan serangan di bulan-bulan tertentu. Biasanya, ada sesuatu di bulan tersebut. Paling tinggi itu kalau ada event,” ungkapnya.
Sebagai contoh, serangan siber pada Januari 2024 tercatat mencapai 240 juta. Angkanya alami peningkatan menjadi 342 juta pada Februari 2024. Pada bulan berikutnya, meningkat pesat menjadi 564,83 juta. Kemudian, pada April 2024 alami penurunan menjadi 431,22 juta, dan terus menurun di Mei 2024.
Menariknya, AwanPintar menemukan beberapa wilayah kecil yang ikut melayangkan serangan siber, seperti Majenang, Patuk, dan Kacapiring. Meski angkanya kecil, ini menjadi pengingat bahwa serangan bisa datang dari mana saja dan kapan saja.
“Di mana sebuah komputer itu terkoneksi dengan internet, itu sudah menjadi bagian dari jaringan. Dan, potensi menyumbang serangan atau mendapat serangan siber juga ada. Kami juga mendeteksi hal seperti ini,” ucap Yudhi.
(Rahman Asmardika)