“Problemnya sekarang ini hampir di semua kota jalannya kurang lebar, itu masalahnya, jadi tidak semua kota bisa memakai ART,” katanya.
Bus otonom yang disebut trem itu dapat beroperasi dengan kecepatan jelajah 40 km/jam dengan trek khusus. Trem ini mengandalkan baterai sebagai sumber daya untuk memastikannya ramah lingkungan.
“Trem otonom akan melakukan pengisian daya (charging) setelah mobilisasi tamu pagi dan sebelum mobilisasi tamu sore. Posisi trem otonom saat pengisian daya kami pastikan tidak akan mengganggu pergerakan dan lingkungan sekitar karena tidak menimbulkan suara maupun kebisingan dari sarana tersebut,” ucap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
(Erha Aprili Ramadhoni)