Para ahli mengatakan meminta perusahaan mobil untuk mengidentifikasi baterai akan memberi konsumen lebih banyak pilihan. Namun, beberapa mempertanyakan bagaimana hal itu akan meningkatkan keselamatan mengingat kurangnya data pasti tentang merek baterai mana yang lebih rentan terhadap kebakaran.
Profesor Kim Jonghoon dari Universitas Nasional Chungnam yang mempelajari sistem manajemen kendaraan listrik, mengatakan pengungkapan baterai merupakan langkah kecil menuju penyelesaian situasi.
"Kita juga perlu memajukan sistem manajemen baterai agar dilengkapi peringatan dini yang lebih canggih. Fobia kendaraan listrik akan berlangsung lama," kata Kim.
Pemerintah Korea Selatan mengatakan berencana untuk melakukan pemeriksaan darurat peralatan pemadam kebakaran di gedung hunian multi-unit dengan ukuran tertentu untuk meredakan ketakutan di antara penduduk.
Para ahli otomotif mengatakan kebakaran kendaraan listrik terjadi secara berbeda dibandingkan kebakaran pada mobil dengan mesin pembakaran internal, sering kali berlangsung lebih lama dan lebih sulit dipadamkan karena cenderung menyala kembali.
Kantor Pusat Pemadam Kebakaran & Bencana Metropolitan Seoul mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Februari, sebanyak 1.399 kebakaran terjadi di tempat parkir bawah tanah di Korea Selatan antara tahun 2013 dan 2022, dengan 43,7% disebabkan oleh kendaraan. Dikatakan sumber listrik menyumbang 53% kebakaran mobil di garasi bawah tanah.
(Erha Aprili Ramadhoni)