Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gara-Gara Kebakaran Mobil Listrik Mercedes-Benz, Produsen Diminta Ungkap Merek Baterai

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Kamis, 15 Agustus 2024 |11:19 WIB
Gara-Gara Kebakaran Mobil Listrik Mercedes-Benz, Produsen Diminta Ungkap Merek Baterai
Gara-gara kebakaran mobil listrik Mercedes Benz, produsen diminta ungkap merek baterai. (Yoonhap)
A
A
A

SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) meminta produsen mobil mengidentifikasi baterai yang ditanamkan pada kendaraan listrik mereka. Hal ini untuk meredam kekhawatiran publik setelah kebakaran mobil listrik Mercedes-Benz di Incheon, Seoul, beberapa waktu lalu. 

"Informasi baterai tersebut sejauh ini belum tersedia untuk publik dan tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi kecemasan pemilik kendaraan listrik terhadap kebakaran," kata Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters, Kamis (15/8/2024).

Diketahui, mobil listrik Mercedes-Benz EQE itu diparkirkan di bawah tanah apartemen di Kota Incheon, pada 1 Agustus 2024. Dalam kejadian itu, sekitar 140 mobil ikut rusak dan beberapa warga terpaksa mengungsi. Petugas membutuhkan waktu 8 jam untuk memadamkan api yang berasal dari Mercedes-Benz yang menggunakan baterai dari Farasis Energy. 

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa perusahaan mobil mulai menyebutkan nama produsen baterai yang mereka gunakan. Hyundai Motor dan Genesis EV menggunakan baterai yang dibuat Korsel yaitu LG Energy Solution (LGES) dan SK On serta CATL dari China.

Kia Corp mengatakan baterai yang dipasang pada mobil listriknya sebagian besar dari LGES dan SK On, dengan dua model ditenagai CATL.

Mercedes-Benz Korea sebagian besar menggunakan baterai dari CATL dan Farasis Energy buatan China dan beberapa dari LGES dan SK On. Mercedes-Benz Korea menambahkan, mereka bekerja sama untuk menentukan penyebab kebakaran tersebut. Mercedes-Benz menawarkan inspeksi gratis bagi pemilik EV.

Dalam situsnya, BMW Korea sebagian besar menggunakan baterai yang dipasok oleh Samsung SDI dan beberapa model ditenagai oleh CATL.

Di sisi lain, LGES, SK On, dan Samsung SDI menolak berkomentar tentang mobil listrik yang menggunakan baterai mereka. Sementara CATL dan Farasis tidak menanggapi permintaan komentar. 

Produsen baterai Korea Selatan dinilai tidak punya alasan untuk menolak menentukan di mana sumber daya mereka digunakan, meskipun masyarakat tidak boleh berasumsi baterai selalu menjadi penyebab kebakaran kendaraan listrik.

 

Para ahli mengatakan meminta perusahaan mobil untuk mengidentifikasi baterai akan memberi konsumen lebih banyak pilihan. Namun, beberapa mempertanyakan bagaimana hal itu akan meningkatkan keselamatan mengingat kurangnya data pasti tentang merek baterai mana yang lebih rentan terhadap kebakaran.

Profesor Kim Jonghoon dari Universitas Nasional Chungnam yang mempelajari sistem manajemen kendaraan listrik, mengatakan pengungkapan baterai merupakan langkah kecil menuju penyelesaian situasi.

"Kita juga perlu memajukan sistem manajemen baterai agar dilengkapi peringatan dini yang lebih canggih. Fobia kendaraan listrik akan berlangsung lama," kata Kim.

Pemerintah Korea Selatan mengatakan berencana untuk melakukan pemeriksaan darurat peralatan pemadam kebakaran di gedung hunian multi-unit dengan ukuran tertentu untuk meredakan ketakutan di antara penduduk.

Para ahli otomotif mengatakan kebakaran kendaraan listrik terjadi secara berbeda dibandingkan kebakaran pada mobil dengan mesin pembakaran internal, sering kali berlangsung lebih lama dan lebih sulit dipadamkan karena cenderung menyala kembali. 

Kantor Pusat Pemadam Kebakaran & Bencana Metropolitan Seoul mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Februari, sebanyak 1.399 kebakaran terjadi di tempat parkir bawah tanah di Korea Selatan antara tahun 2013 dan 2022, dengan 43,7% disebabkan oleh kendaraan. Dikatakan sumber listrik menyumbang 53% kebakaran mobil di garasi bawah tanah.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement