TANGERANG – Tak sedikit anggapan pengemudi mobil wanita lebih mengkhawatirkan dibandingkan pengemudi pria saat berada di jalanan. Namun, benarkah demikian?
Pembalap nasional, Rifat Sungkar, tak sepakat dengan anggapan itu. Ia menjelaskan, pengguna jalan raya tidak bisa dibedakan dari gendernya.
“Kebetulan ketika saya diminta safety driving, saya sempat belajar ke Belanda tentang psikologi mengemudi. Memang pengguna jalan raya tidak bisa dibedakan gender,” kata Rifat yang pernah menjadi duta safety driving saat diskusi di booth Mitsubishi di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, Jumat (26/7/2024).
Meski begitu, ia mengungkap adanya perbedaan antara pengemudi wanita dan pria. Hal ini terkait masalah mental dan kepekaan.
“Tapi antara perempuan dan laki-laki ada perbedaan mental. Terutama mental dan kepekaan,” ujarnya.
“Karena laki-laki sering diberikan kewajiban mengemudi jadi dia saat mengemudi merasa jadi leader. Perempuan disuruh mengemudi bukan jadi leader tapi keharusan,” lanjutnya.
Ia menyebut, saat mengemudi perempuan kerap kurang sensitif dengan kecepataan kendaraannya. Inilah yang sering membuat terjadinya kecelakaan tabrak belakang dari pengemudi wanita.