Ridho mengatakan bahwa kelompok tersebut adalah "kelompok elit", dengan high profile, memiliki kekuatan politik dan kekuatan finansial. Dalam skenario ini, kelompok tersebut tidak melibatkan Kominfo, BSSN, Telkom, dan lain-lainnya secara lembaga.
"Mereka memanfaatkan kerapuhan dan kelemahan dari sistem PDN dan mencari broker dari dalam untuk membuka akses menuju sistem PDN. Sehingga kita kemarin saksikan sendiri bagaimana bingungnya dan saling lempar tanggung jawab antara Kominfo, BSSN, Telkom, dan lain-lain, dalam mitigasi tumbangnya PDN," tuturnya.
Hal ini berhasil membuat pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawab ketika rapat bersama Komisi I DPR RI. Ridho mengatakan bahwa kelompok ini meminta Brain Chiper membuat drama yang seolah-olah berbaik hati kepada pemerintah Indonesia untuk memperkuat kemanan siber mereka.
"Kelompok elit ini bergerak dalam senyap. Mereka menyuap broker dari dalam untuk membuka pintu menuju sistem PDN, kemudian meminta Brain Chiper untuk masuk dan mengunci data menggunakan Lock Bit 3.0. Setelah mereka berhasil mengamankan data-data tersebut, kini mereka memainkan skenario "happy ending" dengan meminta Brain Chiper mengumumkan kepada publik bahwa mereka akan memberikan kunci (deskripsi) secara gratis," ucapnya.
(Rahman Asmardika)