JAKARTA - Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan (Korsel) mengumumkan penarikan (recall) terhadap 170 ribu unit mobil listrik dari pabrikan Hyundai dan KIA. Model yang terdampak di antaranya Hyundai Ioniq 5 dan Ioniq 6, Genesis GV60, GV70, dan G80, serta KIA EV6. Bagaimana dengan di Indonesia?
Chief Marketing Officer Hyundai Motor Indonesia (HMID), Budi Nur Mukmin, menjelaskan pihaknya masih akan terus berkomunikasi dengan Hyundai pusat. Ia menegaskan, hingga kini Indonesia belum terkena dampak recall.
"Hyundai Motors Indonesia terus berkomunikasi dengan pihak prinsipal global tentang potensi dampak di setiap market. Sejauh ini belum ada informasi lanjut bahwa Indonesia juga terkena dampak recall," kata Budi Nur Mukmin saat dihubungi, Selasa (19/2/2024).
Ia mengatakan, pihaknya juga bakal terus berkoordinasi dengan dealer. Hal ini untuk memantau kondisi konsumen serta memastikan keamanan dan kenyamannnya.
"Kami terus berkoordinasi dengan perwakilan dealer untuk memantau kondisi dan kebutuhan dari para pemilik EV Hyundai. Hal ini untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pelanggan sehari-hari," ujarnya.
Sebelumnya, melansir Electrek, sebanyak 170.000 mobil listrik terdiri dari 113.916 unit dari Hyundai, dan 56.016 dari Kia kena recall.
Mobil listrik Hyundai dan Kia ditemukan bermasalah pada perangkat lunak di ICCU yang dapat memengaruhi daya baterai. Hal ini bisa mengakibatkan masalah pengisian daya atau mungkin hilangnya daya saat mengemudi.
Hyundai dan Kia akan mengeluarkan pembaruan perangkat lunak setelah mereka menerima model yang ditarik kembali. Jika masih terdapat kode yang salah, perangkat ICCU akan langsung diganti.
Di Amerika Serikat, NHTSA memulai penyelidikan pada, 8 Juni 2023, atas beberapa laporan hilangnya daya ICCU pada model Hyundai Ioniq 5 produksi 2022-2023. Begitu juga pada Kia EV6 lansiran 2022 yang juga sedang diselidiki atas keluhan hilangnya tenaga.
Meski Ioniq 6 buatan 2023 tidak dalam masuk penyelidikan, beberapa keluhan telah diajukan ke NHTSA karena masalah pengisian daya. Hyundai Motor Group mengatakan bakal bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi pada mobil listrik mereka.
“Hyundai Motor dan KIA akan mengambil tindakan cepat untuk mencegah ketidaknyamanan pelanggan dan akan terus memprioritaskan keselamatan pelanggan kami dan kendaraan mereka,” ujar Hyundai seperti dilansir dari Electrek.
Kendaraan tersebut menggunakan sistem pengisian daya yang terintegrasi dan terdapat masalah pada perangkat lunak yang sama saat diperiksa. Kesalahan ini mengakibatkan baterai 12V kehilangan daya dan bisa menyebabkan kendaraan berhenti saat digunakan.
“Hal ini dapat mempersulit pengisian daya pada baterai bertegangan rendah dan menyebabkan kemungkinan kendaraan berhenti saat dikendarai,” bunyi laporan Kementerian Transportasi Korea Selatan.
(Erha Aprili Ramadhoni)