Kritsky menginspirasi warga AS lainnya untuk mendokumentasikan tonggeret – setengah juta video dan foto diunggah ke aplikasi sains buatan Kritsky, Cicada Safari, yang diluncurkannya pada 2019.
Berbagai macam spesies Magicicada telah mendapatkan "pengikut di seluruh dunia", menurut pengamatan sebuah makalah tentang ekologi tonggeret berkala, karena kemunculannya yang "teatrikal" dalam jumlah yang sangat besar.
Meskipun demikian, tidak semua orang menyukai tonggeret.
Sekelompok warga AS mengenakan pakaian anti-tonggeret. Mereka bahkan merencanakan perjalanan jauh untuk menghindari triliunan serangga yang tiba-tiba datang secara bersamaan.
Kemunculan tonggeret juga berpotensi membuat persoalan karena penghuni rumah harus membersihkan sekitar rumah dari bangkai-bangkai kecil yang menumpuk, sementara tubuh kecil mereka yang membusuk menimbulkan bau yang cukup menyengat.
Namun tonggeret tidak menggigit, menyengat atau membawa penyakit, dan tidak dapat dikendalikan secara efektif dengan pestisida.
Dengan munculnya semua serangga secara bersamaan, suaranya juga bisa sangat keras-amat sangat nyaring.
Tonggeret jantan menghasilkan suara klik yang khas dengan cara menggetarkan organ di dekat pangkal sayapnya yang disebut membran timpani.
Tonggeret betina juga mengeluarkan suara serupa yang lebih pelan dengan sayapnya.
Tonggeret dari Brood XIX tercatat menghasilkan suara hingga 75 desibel saat kemunculannya pada tahun 1998. Suara itu setara dengan berdiri di samping penyedot debu atau pengering rambut.
Tonggeret mengeluarkan hiruk-pikuk suara dunia lain, termasuk lengkingan bernada tinggi, ketukan, dan dengungan, yang digabungkan untuk menghasilkan paduan suara yang kita dengar.
Pertunjukan yang menarik nampaknya terjadi ketika spesies yang berbeda saling tumpang tindih.
Brood XIX, yang di AS juga dikenal sebagai "Great Southern Brood", sebenarnya terdiri dari beberapa spesies tonggeret yang berbeda, salah satunya disebut Magicicada neotredecim.