Sukses RDRE tidak lepas dari kemampuan mereka memanfaatkan ledakan berkelanjutan yang berputar di sekitar saluran berbentuk cincin, yang dialiri campuran bahan bakar dan oksigen yang dinyalakan oleh setiap ledakan terjadi.
Teknologi tersebut telah dikembangkan selama bertahun-tahun, dan sudah diuji di laboratorium sejak 2020. Sebelum akhirnya, para ilmuwan menunjukkan teknologi ini cukup stabil dan dapat dikelola untuk digunakan dalam roket sungguhan yang membawa kita ke luar angkasa.
Menariknya, RDRE menggunakan lebih sedikit bahan bakar propelan dibandingkan mesin roket konvensional, dan lebih sederhana dalam hal mesin dan mekanismenya. Artinya, pergi ke luar angkasa menjadi lebih murah dan melakukan perjalanan lebih jauh menjadi mungkin.
Perlu diperhatikan juga bahwa NASA telah menggunakan teknik pencetakan 3D untuk memproduksi suku cadang mesin yang dipesan lebih dahulu dan cukup kuat untuk menahan panas dan tekanan ekstrem yang terlibat dalam desain RDRE.
Para insinyur di balik pengujian tersebut mengatakan bahwa mereka sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana ruang bakar dapat ditingkatkan skalanya dan disesuaikan untuk mendukung berbagai tingkat daya dorong, berbagai jenis sistem mesin, dan kelas misi yang berbeda.