Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Sebab Jepang Gagal Mendaratkan HAKUTO-R M1 ke Bulan

Redaksi , Jurnalis-Kamis, 07 Desember 2023 |18:25 WIB
Ini Sebab Jepang Gagal Mendaratkan HAKUTO-R M1 ke Bulan
Misi HAKURO-R dari pemerintah Jepang (Foto: Istimewa)
A
A
A

TOKYO - Jepang meluncurkan pendarat bulan bernama Hakuto-R Mission 1 (M1) yang dirancang oleh perusahaan Jepang, ispace, dan diluncurkan di atas roket SpaceX Falcon 9 pada 11 Desember 2022.

Wahana antariksa ini dilengkapi penjelajah bulan mini yang dimaksudkan untuk menjelajahi permukaan bulan dan mengumpulkan data. Sayangnya, pada 25 April 2023, ispace kehilangan kontak saat Hakuto-R hendak mendarat di bulan. 

Satu jam sebelum rencana pendaratan, Hakuto-R M1 yang tingginya 2,3 meter dan berat total sekitar 1.000 kilogram ini secara bertahap memulai serangkaian penurunan dari ketinggian sekitar 100 km di atas permukaan Bulan. Sayangnya misi tersebut sempat mengalami kesulitan. 

Pesawat ruang angkasa itu jatuh ketika mencoba mendarat. Pengendali penerbangan kehilangan kontak dengannya beberapa saat sebelum pendaratan yang direncanakan.

Ispace mengatakan bahwa kegagalan pendaratan HAKUTO-R M1 terjadi akibat komputer di dalam pesawat mengabaikan informasi ketinggian dari pengintai laser saat melewati tepi kawah. Pendarat memperkirakan ketinggiannya sendiri adalah nol, atau sudah berada di permukaan bulan, tetapi ternyata masih berada di ketinggian sekitar 5km di atas permukaan bulan.

Menjelaskan alasan kegagalan pendaratan, Chief Technology Officer (CTO) ispace Ryo Ujiie mengatakan bahwa pesawat itu terjun bebas ke permukaan karena kehabisan bahan bakar untuk menyalakan pendorongnya.

"Bagaimanapun, sensor tidak mengalami gangguan dan secara akurat menunjukkan bahwa pendarat masih berada sekitar 5 kilometer di atas permukaan." jelasnya dikutip dari Gizchina, Kamis (7/12/2023). 

Namun ketika komputer pendarat meyakini bahwa pendarat telah berada di permukaan, wahana ini terus turun dengan kecepatan lambat sekitar satu meter per detik sampai ia kehabisan bahan bakar. Pendarat kemudian terjun bebas, menabrak permukaan dengan kecepatan lebih dari 100 meter per detik.

Pendarat menggunakan komputer yang dikembangkan oleh Draper, tetapi Ujiie mengatakan bahwa ispace bertanggung jawab atas kegagalan tersebut, dan mengaitkannya dengan tuntutan yang dibebankan pada perangkat lunak tersebut.

Setelah mengalami kegagalan dengan HAKUTO-R, ispace segera untuk melakukan pendaratan kedua dengan M2 yang direncanakan pada 2024.

Dalam waktu mendekat, Jepang juga merencanakan pendaratan di bulan dengan SLIM (Smart Lander for Investigating Moon) di bawah perusahaan JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency). Ambisi Jepang menunjukkan bahwa mereka mengambil pelajaran dari kegagalan misi pertama mereka dan memperbaiki sistemnya. 

SLIM dikabarkan akan melakukan pendaratan ke bulan pada 20 Januari tahun depan. Jepang mengungkapkan jika mereka mengalami kegagalan lagi pada SLIM, mereka tetap bertekad untuk melakukan eksplorasi bulan demi mewujudkan cita-cita pendaratan pertama Jepang ke bulan. (Hana Mufidah)

(Saliki Dwi Saputra )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement