Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penasaran Hitung Kecepatan Alam Semesta, Astrofisikawan: Tidak Ada yang Pas!

Redaksi , Jurnalis-Minggu, 24 September 2023 |14:08 WIB
Penasaran Hitung Kecepatan Alam Semesta, Astrofisikawan: Tidak Ada yang Pas!
Alam semesta dilaporkan terus meluas (Foto: NASA)
A
A
A

ALAM semesta terus meluas, namun kecepatannya hingga kini belum bisa dipastikan. Hal ini sejalan dengan banyaknya penelitian yang masih dilakukan oleh para ahli di luar angkasa untuk menemukan kecepatan yang mendekati waktu perkembangan alam semesta itu sendiri.

Dilansir dari situs National Geographic, Minggu (24/9/2023) alam semesta lahir sejak 3,8 miliar tahun yang lalu dan terus berkembang ke segala arah hingga saat ini.

Para peneliti kemudian menggunakan laju ekspansi kosmik yang masih terjadi saat ini atau disebut konstanta Hubble untuk memperkirakan usia alam semesta dan rincian nasibnya ke depan, apakah akan terus mengembang, runtuh ataupun terkoyak.

Ada dua metode utama yang digunakan oleh para peneliti untuk mengukur konstanta Hubble. Metode pertama dilakukan dengan memantau objek-objek yang sifatnya sudah diketahui dengan baik oleh para ilmuwan, seperti supernova dan bintang Cepheid.

Sementara itu, metode lainnya berfokus pada penelitian gelombang mikro kosmik yang merupakan sisa radiasi Big Bang agar dapat mempelajari kondisi awal alam semesta dan perkembangannya hingga saat ini.

Akan tetapi, dalam satu dekade terakhir, dua metode tersebut berakhir pada hasil yang bertentangan. Hal ini terjadi pada pengamatan yang dilakukan oleh observatorium luar angkasa Planck Eropa.

Dari pengamatan tersebut, data dari gelombang mikro kosmik menunjukkan bahwa alam semesta mengembang dengan kecepatan sekitar 67,4 kilometer per detik per megaparsec (jarak yang setara dengan 3,26 juta tahun cahaya). Sementara, data dari supernova terdekat dan bintang Cepheid justru menunjukkan kecepatan yang lebih cepat sekitar 73 km per detik per megaparsec.

Hasil di atas kemudian mengantarkan para peneliti pada kemungkinan adanya satu atau lebih metode untuk memperkirakan angka dalam penelitian konstanta Hubble yang memiliki kelemahan.

Ahli astrofisika di Space Telescope Science Institute di Baltimore, Adam Riess, menyebut bahkan masih berharap bahwa hal tersebut terjadi hanya karena kesalahan pengukuran.

Namun, dalam studinya yang membahas perluasan alam semesta yang semakin cepat, dia dan rekannya justru mendapati hasil yang sebagian besar sudah sesuai dengan perkiraan jarak dari konstanta Hubble yang telah diteliti dalam penelitian lain. 

“Pada titik tertentu, Anda harus mengatakan bahwa ini bukan kesalahan pengukuran, dan jika demikian, maka ini menunjukkan sesuatu yang sangat menarik tentang alam semesta,” kata Riess.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement