4. Terlambat mengganti oli
Mengganti oli tak sesuai dengan yang dianjurkan setiap pabrikan jadi salah satu hal yang perlu diperhatikan pemilik mobil. Ini bisa menjadi penyebab BBM boros ketika pergantiannya tak sesuai dengan yang telah direkomendasikan.
Jika ingin penggunaan bahan bakar lebih efisien, maka lakukan penggantian oli dengan jarak rata-rata setiap 5.000 km.
Tapi, kota-kota yang memiliki tingkat kepadatan lalu lintas tinggi, disarankan menggunakan hitungan meter per jam.
“Kalau di Jakarta sebaiknya menggunakan ukuran meter per jam. Saat macet mesin terus berputar dan oli juga terus bekerja melumasi komponen mesin. Untuk itu, disarankan mengganti oli setiap enam bulan sekali,” ujar Mustofa.
Apabila melewati jarak tersebut, maka akan bisa mengakibatkan penurunan kualitas pada oli. Dampaknya adalah berkurangnya kinerja mesin dan menyebabkan bahan bakar menjadi boros.
5. Menggunakan bensin yang tidak tepat
Mengetahui jenis bahan bakar yang tepat untuk kendaraan Anda menjadi hal yang penting agar bensin mobil tidak boros. Oleh karena itu, tersedia beberapa pilihan oktan atau RON, mulai dari 90 hingga 98.
Saat ini, disarankan mobil menggunakan bahan bakar dengan RON 92 demi menjaga mesin tetap bersih dan irit. Menggunakan oktan yang lebih rendah, membuat mesin bekerja keras demi mencapai tenaga yang diinginkan sehingga bensin menjadi boros.
“Mobil turbo bisa saja menggunakan bensin Pertalite, tapi akan jadi lebih boros. Mesin membutuhkan tingkat pembakaran tinggi, sehingga bensin akan terus disalurkan. Untuk itu, jika ingin lebih irit pakai oktan lebih tinggi,” kata Rifat Sungkar saat dihubungi MNC Portal.
(Imantoko Kurniadi)