Para peneliti menjelaskan penguatan luar biasa pada kaca dengan fakta bahwa gaya yang bekerja pada kaca dari luar, yang biasanya menyebabkan pecah atau retak internal, kini terutama diarahkan pada struktur parakristalin. Mereka melarutkan area struktur ini dan mengubahnya kembali menjadi keadaan acak dan amorf.
Sengan cara ini, kaca secara keseluruhan memperoleh plastisitas internal yang lebih besar, sehingga tidak pecah atau retak saat terkena gaya tersebut atau bahkan gaya yang lebih kuat.
"Peningkatan kekuatan akibat parakristalisasi menunjukkan bahwa perubahan struktur pada tingkat atom dapat berdampak signifikan terhadap sifat kaca oksida. Pada tingkat ini, terdapat potensi besar untuk mengoptimalkan kaca sebagai material yang masih jauh dari kata habis,” kata Prof. Tomoo Katsura yang merupakan salah satu peneliti.
"Penemuan kami menyoroti strategi efektif untuk mengembangkan bahan kaca yang sangat tahan terhadap kerusakan, yang kami rencanakan untuk dilanjutkan dengan penelitian kami di tahun-tahun mendatang,” tambah peneliti lain, Dr. Hu Tang.
(Saliki Dwi Saputra )