BERLIN - Tim peneliti Jerman berhasil menciptakan kaca oksida dengan kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya. Menggunakan bahan dasar kaca aluminosilikat, kaca ini memiliki struktur seperti kristal sehingga tahan terhadap tekanan yang sangat tinggi dan tertahan dalam kondisi sekitar.
Sebagaimana dihimpun dari Scitechdaily pada Rabu (30/8/2023), kaca dibuat dengan proses parakristalisasi. Para peneliti menyebut dengan proses parakristalisasi ini, terbukti menjadi proses yang menjanjikan untuk menghasilkan kaca yang sangat tahan pecah.
Kaca merupakan material yang menarik untuk teknologi modern. Namun karena sifatnya yang rapuh, yang membuatnya rentan terhadap retak dan patah, membatasi potensi penerapannya. Hadirnya kaca super kuat ini jelas memberi dorongan dalam kemajuan teknologi di masa mendatang.
Untuk diketahui, kaca aluminosilikat yang digunakan dalam proses pembuatan super kuat ini mengandung silikon, aluminium, boron, dan oksigen. Tim peneliti Jerman yang dibantu China kemudian memberi struktur baru pada kaca menggunakan teknologi tekanan tinggi dan suhu tinggi di Institut Penelitian Geokimia dan Geofisika Eksperimental Bavaria (BGI) di Universitas Bayreuth.
Pada tekanan antara 10 dan 15 gigapascal dan suhu sekitar 1.000 derajat Celcius, atom silikon, aluminium, boron, dan oksigen berkumpul membentuk struktur seperti kristal. Struktur ini lah yang disebut parakristalin karena berbeda secara signifikan dari struktur yang sepenuhnya tidak beraturan.
Bahkan setelah tekanan dan suhu turun ke kondisi ruangan normal, struktur parakristalin dalam kaca aluminosilikat tetap ada. Penetrasi kaca dengan struktur ini mengakibatkan kekuatan kaca menjadi berkali-kali lipat lebih tinggi dibandingkan sebelum parakristalisasi.
Saat ini mencapai nilai hingga 1,99 ± 0,06 MPa (m)¹/². Ini adalah kekuatan yang belum pernah diukur sebelumnya pada kaca oksida. Pada saat yang sama, transparansi kaca tidak terlalu dipengaruhi oleh struktur parakristalin.