Rekor dunia untuk cedera petir terbanyak adalah Roy Sullivan, penjaga taman untuk Taman Nasional Shenandoah. Antara tahun 1942 dan 1977, Sullivan disambar petir tujuh kali secara terpisah. Meskipun dia menderita luka bakar dari rambut dan pakaiannya yang terbakar, dia selamat dari ketujuh serangan itu. Sayangnya, dia mala meninggal karena bunuh diri pada tahun 1983 di usia 72 tahun.
Pikiran untuk bunuh diri adalah gejala lain yang dialami oleh beberapa penyintas petir, yang dapat mengalami sakit parah dan masalah pemulihan setelah kejadian tersebut, kata Steve Mashburn, yang punggungnya patah akibat sambaran petir tahun 1969. Karena itu, Mashburn membuat grup internasional untuk mendukung penyintas sambaran petir.
Untungnya, cedera petir termasuk yang paling dapat dicegah di negara maju. Jika Anda menemukan diri Anda berada di luar saat badai petir, cukup "lari sekuat tenaga ke tempat yang aman," kata Cooper. "Dan jangan keluar sampai tidak ada kilat dan guntur selama 30 menit."
Ryan Blumenthal pun menyebut, hanya 3%-5% sambaran petir yang merupakan sambaran langsung. Biasanya, sambaran terjadi saat seseorang menyentuh benda seperti pohon atau bangunan saat tersambar petir, menyebabkan 5% cedera petir lainnya.
Cedera petir yang paling umum adalah dari sambaran samping dan arus tanah, yang menutupi lebih dari 80% trauma petir. Dalam sambaran samping, korban berdiri di dekat objek ketika disambar petir, menyebabkan beberapa potensi listrik "terciprat" ke orang yang melihatnya.
Arus tanah serupa, kecuali hal itu terjadi ketika petir menyambar tanah di bawah kaki korban. Insiden ini dapat membahayakan banyak tubuh sekaligus. "Inilah mengapa seluruh kawanan hewan sering tersambar petir," kata Blumenthal kepada Live Science.
(Martin Bagya Kertiyasa)