Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Apa yang Akan Terjadi Jika Seseorang Tersambar Petir Tapi Selamat?

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Senin, 17 Juli 2023 |08:09 WIB
Apa yang Akan Terjadi Jika Seseorang Tersambar Petir Tapi Selamat?
Sambaran Petir. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

FENOMENA seseorang meninggal karena tersambar petir memang bisa terjadi, meskipun kasus tersebut sangat jarang. Tapi, ada juga mereka yang tersambar petir tetap hidup untuk menceritakan kisahnya.

Dalam film-film, mereka yang tersambar petir dan selamat akan memiliki kekuatan super. Tapi apa sebenarnya yang terjadi saat petir menyambar seseorang dan orang itu selamat?

Kebanyakan orang yang meninggal karena sambaran petir tewas seketika karena serangan jantung. Karena, tegangan listrik yang sangat besar dari petir membuat hubungan pendek ritme alami jantung.

Manusia yang tersambar petir mungkin juga mengalami gendang telinga mereka pecah oleh gelombang tekanan yang masuk, sistem pernapasan mereka lumpuh, atau menderita luka bakar sekunder karena rambut atau pakaian mereka terbakar.

Tapi petir tidak membunuh semua korbannya, sekira 90% orang yang tersambar petir nyatanya masih bertahan hidup. Petir dapat melewati tubuh Anda hanya dalam sepersekian detik, bahkan tidak cukup waktu untuk meninggalkan bekas.

Namun, orang yang bertahan hidup biasanya mengalami kerusakan saraf, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan gejala neurologis yang mirip dengan cedera pascagegar otak yang dialami pemain sepak bola, seperti gangguan penilaian dan kesulitan berkonsentrasi.

Dr. Mary Ann Cooper, spesialis keselamatan petir di National Lightning Safety Council dan profesor kedokteran darurat emerita di University of Illinois di Chicago, tidak yakin bagaimana cedera otak ini terjadi, mengingat rendahnya jumlah sambaran petir dan kurangnya dana untuk penelitian.

Meski demikian, para ahli berpikir bahwa mereka mungkin disebabkan oleh beberapa kombinasi gangguan jaringan dari trauma arus dan kekuatan dari perubahan tekanan barometrik yang tiba-tiba. Yang jelas, kondisi ini bisa parah dan bahkan melemahkan.

Beberapa penyintas melaporkan kehilangan ingatan, nyeri saraf kronis, depresi, dan bahkan apa yang mereka anggap sebagai kemampuan psikis seperti prekognisi, menurut National Weather Service. "Begitu Anda tersambar petir, Anda bukanlah orang yang sama lagi," kata ahli patologi forensik, Ryan Blumenthal seperti dilansir dari Live Science.

Dalam laporan kasus tahun 2020 dari The New England Journal of Medicine, seorang pria berusia 54 tahun yang tersambar petir digambarkan awalnya pingsan, dengan mati rasa di beberapa bagian tubuhnya dan "figur Lichtenberg" seperti bentuk pakis di kulit, ada di lengan kiri dan paha, punggung, dan bokongnya. Namun, itu tidak menimbulkan rasa sakit dan hilang dua hari kemudian.

Rekor dunia untuk cedera petir terbanyak adalah Roy Sullivan, penjaga taman untuk Taman Nasional Shenandoah. Antara tahun 1942 dan 1977, Sullivan disambar petir tujuh kali secara terpisah. Meskipun dia menderita luka bakar dari rambut dan pakaiannya yang terbakar, dia selamat dari ketujuh serangan itu. Sayangnya, dia mala meninggal karena bunuh diri pada tahun 1983 di usia 72 tahun.

Pikiran untuk bunuh diri adalah gejala lain yang dialami oleh beberapa penyintas petir, yang dapat mengalami sakit parah dan masalah pemulihan setelah kejadian tersebut, kata Steve Mashburn, yang punggungnya patah akibat sambaran petir tahun 1969. Karena itu, Mashburn membuat grup internasional untuk mendukung penyintas sambaran petir.

Untungnya, cedera petir termasuk yang paling dapat dicegah di negara maju. Jika Anda menemukan diri Anda berada di luar saat badai petir, cukup "lari sekuat tenaga ke tempat yang aman," kata Cooper. "Dan jangan keluar sampai tidak ada kilat dan guntur selama 30 menit."

Ryan Blumenthal pun menyebut, hanya 3%-5% sambaran petir yang merupakan sambaran langsung. Biasanya, sambaran terjadi saat seseorang menyentuh benda seperti pohon atau bangunan saat tersambar petir, menyebabkan 5% cedera petir lainnya.

Cedera petir yang paling umum adalah dari sambaran samping dan arus tanah, yang menutupi lebih dari 80% trauma petir. Dalam sambaran samping, korban berdiri di dekat objek ketika disambar petir, menyebabkan beberapa potensi listrik "terciprat" ke orang yang melihatnya.

Arus tanah serupa, kecuali hal itu terjadi ketika petir menyambar tanah di bawah kaki korban. Insiden ini dapat membahayakan banyak tubuh sekaligus. "Inilah mengapa seluruh kawanan hewan sering tersambar petir," kata Blumenthal kepada Live Science.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement