Data Apa Saja yang Pernah Diretas
Ulah Bjorkan memang bukan kali ini saja. Merunut dari Agustus 2022, Bjorka lebih dahulu mempublish data yang diklaim sebagai pelanggan IndiHome. Tidak tangung-tanggung, Bjorka berhasil mendapat sebanyak 26 juta data pelanggan.
Setelah itu pada 31 Agustus 2022, giliran data Kominfo yang diretas. Bjorka mengklaim telah meretas sebanyak 1,3 miliar data registrasi kartu sim yang berisi NIK, nomor telfon, hingga tanggal registrasi pelanggan.
Tidak sampai di sana, data Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga diretas. Bjorka mengklaim mendapatkan data sebanyak 105 juta pemilih yang berisi data-data penting.
Selain itu, data dari MyPertamina juga berhasil diretas Bjorka. Sebanyak 45 juta data pengguna My Pertamina ikutan dilelang Bjorka di website-nya.
Kemudian aplikasi PeduliLindungi sebanyak 3,2 miliar data diretas pada November 2022; 19 juta data BPJS Ketenagakerjaan pada Maret 2023; hingga teranyar Juli 2023 Bjorka mempublish 34 juta data pemilik paspor Indonesia. Semua pihak pun membantah bocornya data tersebut.
Apa Tujuan Bjorka
Hacker Bjorka diduga memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan data yang diretasnya. Pasalnya, setiap institusi maupun aplikasi yang diretas, Bjorka mencantumkan jumlah nominal dana yang bisa ditransfer jika ingin memilikinya.
Data-data tersebut dijual mulai dari harga USD500 sekira Rp7 jutaan (Rp15.146 per dolar Amerika Serikat) hingga USD100.000 (Rp1,5 miliar).