Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenapa Semut kalau Bertemu Saling Berciuman?

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Jum'at, 09 Juni 2023 |21:22 WIB
Kenapa Semut kalau Bertemu Saling Berciuman?
Semut Berpapasan Seperti Ciuman. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

KENAPA semut kalau bertemu terlihat saling berciuman dengan kawan-kawannya? Pasalnya, bukan hanya pada satu semut saja tapi hampir pada semua barisan semut yang panjang.

Para ilmuwan pun menyebut kebiasaan unik itu dilakukan sebagai bentuk komunikasi antara semut yang satu dengan lainnya. Pasalnya, semut memang tidak memiliki suara sehingga mereka berkomunikasi dengan menggunakan sinyal kimia dengan menransfer air liur atau trophallaxis.

Peneliti dari Center for Integrative Genomics di University of Lausanne, Swiss, Richard Benton, menyebut trophallaxis awalnya hanya digunakan sebagai sarana berbagi makanan. Tapi dalam konteks lain, trophallaxis bisa menjadi sebuah seekor ketika mereka bertemu dengan teman satu sarang.

"Oleh karena itu kami ingin melihat apakah pertukarkan cairan trophallaxis mengandung molekul yang memungkinkan semut untuk menyampaikan pesan kimia satu sama lain, dan bukan hanya makanan," jelas dia seperti dilansir dari science daily.

Para ilmuwan menemukan bahwa cairan mulut semut mengandung bahan kimia yang mungkin bisa membantu menyeragamkan aroma semut dalam satu koloni dan bahkan berdampak pada pertumbuhan larva mereka. Untuk menemukan kandungan molekul itu, para peneliti harus mencari cara untuk mengumpulkan ludah semut.

Untuk mendapatkan jawabannya, para ilmuwan memancing trophallaxis dari semut dengan memberi makan larutan gula dan untuk sementara mengisolasi mereka dari teman-temannya. Kondisi ini dilakukan agar semut lebih cepat berbagi ludah dengan temannya saat bertemu.

Namun metode ini masih menghasilkan kadar ludah yang rendah dan rentan terhadap variabel pengganggu. Para ilmuwan menulis cairan mulut semut mungkin berganti dengan cairan gula yang dimakan atau oleh efek isolasi.

Oleh karena itulah para ilmuwan mencari cara lain. Mereka membius semut secara sementara dengan karbon dioksida dan kemudian " memeras" mulut semut dengan lembut sampai mereka menyemprotkan ludah.

Para ilmuwan kemudian membandingkan cairan itu dengan sedikit air liur yang telah dikumpulkan dengan metode pemberian gula dan kandungan usus semut serta peredaran darah untuk memastikan bahwa apa yang mereka kumpulkan adalah cairan mulut yang sama, yang ditukarkan selama proses trophallaxis.

Ternyata, para ilmuwan menemukan kandungan yang jauh lebih banyak daripada makanan. Dalam ludah semut terdapat puluhan protein, 64 microRNAs (segmen kecil dari molekul yang membantu menerjemahkan instruksi genetik menjadi protein dan blok bangunan lain dari tubuh semut).

Selain itu, adapula rantai panjang hidrokarbon yang dapat membantu memasang aroma khusus dari koloni pada individu semut, sinyal penting untuk identifikasi dan interaksi sosial. Namun penelitian ini belum bisa membuktikan bahwa trophallaxis langsung memengaruhi aroma atau imunologi semut.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement