“M. marinum lebih menyukai suhu yang lebih rendah (30 ° C [86 ° F ]) untuk pertumbuhan yang optimal, dan kemungkinan besar iguana berdarah dingin, dengan suhu tubuh berkisar antara 22-37 ° C [71.6-98.6°F], dapat menopang mikroba ini sebagai reservoir,” jelas penulis utama, Jordan Mah.
Mah menambahkan, gigitan tersebut mengakibatkan kolonisasi bakteri yang jarang ditemukan pada manusia. Fakta ini menunjukkan bahwa iguana mampu membawa bakteri berbahaya yang berujung pada infeksi parah saat terkena gigitannya.
Bakteri tersebut diketahui juga bisa melawan antibiotik umum seperti amoksilin. Namun, rifampisin dan klaritromisin mampu menghentikan bakteri ini.
(DRA)
(Andera Wiyakintra)