Para pemburu aurora banyak yang mengklaim bahwa mereka bisa menyaksikan fenomena alam itu lebih indah pada saat equinox, yakni bulan Maret dan September. Para ahli menyatakan bahwa secara sains, hal tersebut memang benar.
Data menunjukkan bahwa aurora akan mencapai puncaknya saat peristiwa equinox terjadi. Sebaliknya, aurora akan menurun sekitar bulan Juni dan Desember saat Matahari bergerak menjauh dari khatulistiwa.
Ilmuwan pun mencari jawaban yang menghubungkan badai geomagnetik aurora dengan equinox. Alasan paling umumnya adalah mereka menunjuk pada penyelarasan medan magnet Bumi.
Meskipun kutub magnet Bumi tidak sesuai dengan kutub geografisnya, mereka tetap miring terhadap Matahari. Dua kali setahun, di sekitar equinox, orbit Bumi akan membawa medan miring ini ke posisi utama untuk menerima partikel bermuatan yang menyebabkan aurora.
Para ilmuwan yakin aurora berasal dari semburan Matahari dan lontaran massa koronal. Partikel bermuatan mengalir menjauh dari Matahari dan menyapu Bumi. Ini membuat medan magnet menariknya ke garis lintang tinggi.