Teknologi Artificial Intelligence/Kecerdesan Buatan (AI) menjadi salah satu cara mempermudah kehidupan kita sehari-hari. Dimulai dari asisten digital, AI berkembang menjadi teknologi. Seperti yang sudah Anda ketahui, ChatGPT OpenAI banyak diperbincangkan netizen di jagad maya selama beberapa bulan terakhir.
Keberhasilan OpenAI mengembengkan teknologi AI, membuat banyak perusahaan berlomba-lomba terjun ke teknologi AI chatbot, salah satunya, Baidu, yang akan meluncurkan bot bergaya ChatGPT pada bulan Maret.
Sebuah laporan terbaru dari Gizmochina, raksasa teknologi asal negeri Tiongkok Cina ini berencana untuk meluncurkan layanan chatbot AI yang mirip dengan ChatGPT OpenAI pada bulan Maret. Chatbot baru ini akan tersedia sebagai aplikasi mandiri, dan juga akan diintegrasikan ke dalam mesin pencari.
Saat ini, Chatbots di Negeri Tirai Bambu berfokus pada interaksi sosial sedangkan ChatGPT lebih sering digunakan dan berfungsi dengan tugas-tugas yang lebih profesional, seperti pemrograman dan penulisan esai. Baidu berencana untuk memasukkan hasil dari chatbot tersebut saat pengguna membuat permintaan pencarian.
Dua faktor yang saling terkait mendorong lonjakan minat di dunia chatbot AI. Faktor pertama adalah tingginya permintaan dari pengguna. Jutaan orang di seluruh dunia menggunakan ChatGPT, membuat server perusahaan sering mengalami down.
Faktor kedua adalah potensi yang dibawa oleh permintaan yang tinggi ini. Misalnya, beberapa waktu lalu OpenAI menerima investasi senilai $10 miliar dari Microsoft.
Baidu mengekspansi sumber pendapatan melalui teknologi AI, termasuk investasi dalam layanan cloud, chip, dan teknologi swakemudi. Tujuan Baidu adalah mendiversifikasi aliran pendapatannya dengan memanfaatkan teknologi AI.
(Andera Wiyakintra)