Terlepas dari itu, langkah yang diteliti oleh para ilmuwan adalah menghitung berapa berat semua semut. Diperkirakan bahwa 20 kuadriliun semut berukuran rata-rata sesuai dengan biomassa sekitar 12 juta ton karbon.
Ini lebih dari gabungan biomassa burung liar dan mamalia, dan sekitar 20 persen dari total biomassa manusia.
Dalam studi ini juga ditemukan bahwa semut tersebar tidak merata di permukaan Bumi. Biasanya daerah tropis memiliki lebih banyak semut dibandingkan daerah non-tropis, tetapi ini juga tergantung pada ekosistem setempat.
Daerah tropis terindikasi menjadi wilayah yang cocok untuk menjaga populasi semut yang sehat.
Namun, yang mengkhawatirkan turunnya jumlah serangga global karena ancaman dari perusakan dan fragmentasi habitat, penggunaan bahan kimia, spesies invasif, dan perubahan iklim.
Dengan adanya kumpulan data global tentang keanekaragaman hayati serangga yang termasuk langka ini, para ilmuwan berharap penelitian mereka dapat membantu mengisi kesenjangan dalam menyelidiki mengapa beberapa bagian dunia memiliki banyak populasi semut daripada yang lain, dan bagaimana hewan kecil ini bertahan pada saat perubahan lingkungan yang hebat.
(Ahmad Muhajir)