2. AC Mati Jika Mesin Dimatikan
Alasan kedua menyangkut fasilitas penumpang bus tersebut, yakni ini pendingin udara atau AC.
Di zaman sekarang fasilitas AC menjadi hal yang wajib pada armada bus, mulai bus berkelas ekonomi hingga eksekutif.
Untuk bisa menghasilkan udara dingin, kompresor AC membutuhkan tenaga dari mesin untuk menggerakkannya. Jika saat bus mengisi bahan bakar mematikan mesinnya, secara otomatis AC bus pun tidak akan berfungsi atau mati.
Terlebih saat bus mengisi solar pastinya membutuhkan waktu yang lama, karena ukuran dan volume tangki bahan bakarnya yang besar.
Para penumpang di dalam bus pasti akan protes dan komplain karena kepanasan jika AC bus sampai mati dalam waktu yang tidak sebentar.
3. Mesin Dibekali Turbo
Saat ini setiap pabrikan sasis telah membekali mesinnya dengan turbo untuk memghasilkan tenaga yang besar. Namun masalahnya turbo yang ada pada mesin bus tersebut sangat sensitif jika terlalu sering dimatikan dan dinyalakan kembali dengan jangka waktu yang pendek.
Alasannya saat bus baru saja berhenti, mesin masih bekerja dengan putaran yang tinggi dan dapat merusak sistem lubrikasi apabila langsung mematikan mesin.
Selain itu, komponen turbo juga bekerja menggunakan pompa oli yang digerakkan oleh mesin. Jika mesin langsung berhenti saat putarannya masih tinggi maka otomatis oli yang melumasi turbo akan berhenti mendadak, dan akan merusak komponen turbonya.
Oleh karena itu mesin bus harus di cooling down atau pendinginan dahulu dengan cara idle setidaknya 10 menit baru boleh dimatikan.
Saat menyalakan kembali juga butuh waktu beberapa menit sampai mesin siap untuk berjalan kembali. Karena mesin diesel butuh panas yang tinggi agar dapat bekerja secara optimal.