JAKARTA - Pemilik mobil hybrid yang saat ini sudah banyak lalu lalang di jalan raya, harus memperhatikan risiko menerobos genangan air. Mengingat risiko kerusakan pada mobil hybrid saat menerjang banjir lebih besar dibanding mobil dengan mesin internal combustion engine (ICE).
Secara teknis perbaikan mobil ICE atau konvensional dengan kendaraan elektrifikasi seperti hybrid saat mengalami kerusakan karena menerjang banjir sangat berbeda. Dimana mobil hybrid jauh lebih mahal karena rentannya kondisi baterai yang terbilang masih cukup mahal harganya. Kerusakan berdampak pada biaya mahal pada mobil hybrid turut di amini Service Head Auto2000 Jayakarta, Hendra Leksmono, saat ditemui dalam sebuah kesempatan di kawasan Glodok, Jakarta Pusat.

Kondisi terendamnya baterai mobil hybrid akibat genangan banjir, diibaratkan seperti menceburkan ponsel ke dalam air. "Prinsipnya sama memiliki baterai kering, tetapi ukurannya jauh lebih besar. Kondisinya selalu mengalirkan listrik bahkan ketika mesin mobil mati," ujar Hendra saat ditemui Okezone pada Sabtu (8/2/2020).
Hendra menyebut posisi baterai terletak di bawah bagasi belakang, sehingga rawan terkena genangan air apabila ketinggiannya sudah menyamai batas bawah jok mobil. "Sel baterai yang rusak karena terendam genangan air ini tidak bisa kita perbaiki, sehingga harus diganti semuanya," kata Hendra.