JAKARTA - Tren penggunaan perangkat turbo (turbocharger) pada mesin berkapasitas 1500 cc ke bawah mulai menggeliat di produsen mobil Asia. Mereka berupaya meningkatkan tenaga pada mobil untuk menarik minat pasar, tanpa menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan bahan bakar. Pasalnya, mesin berkapasitas kecil memiliki keunggulan dari segi efisiensi bahan bakar.
Keberadaan teknologi turbocharger ini sendiri bukanlah hal baru bagi produsen mobil. Langkah seperti ini sudah diterapkan oleh sejumlah pabrikan asal Eropa sebelum diikuti oleh pihak lain di Asia. "Tren ini sangat mungkin diterapkan. Meski perangkat turbo ini sejatinya tidak murah, terdapat selisih yang cukup besar dengan memproduksi atau menggunakan mesin kapasitas besar," ujar pengamat otomotif, Didi Ahadi.
Keuntungan utama penggunaan komponen turbocharger pada mesin berkapasitas kecil adalah adanya peningkatan pada torsi dan tenaga mobil. Setidaknya, menurut Didi, tenaga yang dikeluarkan dapat menyamai mesin dengan kapasitas lebih besar. Terlebih, jika pengguna mobil bermesin turbocharge menggunakan bahan bakar beroktan tinggi dan melakukan perawatan secara benar. "Optimal atau tidaknya performa mesin sepenuhnya bergantung pada pengendara," kata Didi menjelaskan.
Sejumlah pabrikan mulai memperkenalkan produk bermesin kecil dengan tambahan turbo di pasar Indonesia. Terbaru, produsen asal Tiongkok Dongfeng Sokok (DFSK) mulai memasarkan tipe SUV DFSK Glory 560 ke pasaran. DFSK sendiri menyediakan empat tipe Glory 560 dengan mesin 1,5 liter dengan harga pasaran sekitar Rp195 juta.
Kebijakan tersebut kata Didi bisa berpengaruh terhadap pilihan pembelian konsumen. Lebih jauh, selain performa mobil itu sendiri para pengguna bisa berhitung terhadap biaya yang dikeluarkan untuk mobil tersebut seperti pajak tahunan dan perawatan sehari-hari. "Bisa saja mereka mencari mobil dengan biaya pajak tahunan yang lebih kecil. Namun, tidak ingin terbebani dengan biaya tambahan yang besar," ujarnya.
(Mufrod)