Seiring rencana pemindahan Ibu Kota negara keluar Pulau Jawa, ini saat dan momen yang tepat bagi pemerintah untuk mengimplementasikan pembangungan Ibu Kota RI dengan Smart City dan Smart Building secara terIntegrasi dari awal (titik nol).
Menurut SmartCities.ieee.org, Smart City merupakan kota pintar yang menyatukan teknologi, pemerintah dan masyarakat dan termasuk tapi tidak terbatas pada elemen-elemen berikut ini: 1. ekonomi pintar (smart economy), 2. mobilitas pintar (smart mobility), 3. lingkungan pintar (smart environment), 4. orang pintar (smart people), 5. Hidup pintar (smart living), 6. pemerintahan pintar (smart governance).
Kota pintar adalah kota yang perencanaannya dipahami dengan tujuan menghubungkan semua satu sama lain menggunakan state-of-the-art teknologi. Konektivitas ini, yang menciptakan sejumlah besar data, kemudian digunakan untuk meningkatkan layanan kota dan infrastruktur serta meningkatkan lingkungan warga dan kualitas hidup.
Karena perencanaan perkotaan kota pintar dan berkelanjutan mempengaruhi setiap orang, sangat penting bahwa kita (pemerintah) mengetahui dan memahami apa teknologi yang terlibat dalam membangun kota yang pintar dan bagaimana mereka (partisipasi publik) dapat membantu mencapai tujuan akhir dari transformasi perkotaan menjadi benar-benar kota pintar masa depan.
Masing-masing kota pun melakukan fokus berbeda dalam membangun kotanya menjadi kota yang pintar, tergantung skala prioritas.