Sementara itu Abotalib Z Abotalib, rekan penelitian pascadoktoral di USC mengatakan jika pihaknya telah melihat mekanisme yang sama di Sahara Afrika Utara dan di Semenanjung Arab. "Dan itu membantu kami menjelajahi mekanisme yang sama di Mars," imbuh Abotalib.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa patahan di beberapa kawah Mars, memungkinkan mata air naik ke permukaan sebagai akibat dari tekanan jauh di bawah. Mata air ini bocor ke permukaan, menghasilkan fitur linear tajam dan berbeda yang ditemukan di dinding kawah ini. Para ilmuwan juga memberikan penjelasan tentang bagaimana fitur air berfluktuasi dengan musim di Mars.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience, menunjukkan bahwa air tanah mungkin lebih dalam dari yang diperkirakan sebelumnya di daerah-daerah di mana aliran tersebut diamati di Mars. Temuan menunjukkan bahwa bagian yang terbuka dari fraktur tanah ini terkait dengan mata air ini sebagai kandidat lokasi utama untuk mengeksplorasi kelayakhunaan Mars.
Penelitian sebelumnya untuk mengeksplorasi air tanah di Mars bergantung pada interpretasi gema elektromagnetik yang dikembalikan dari percobaan penyelidikan radar dari orbit onboard, Mars Express dan Mars Reconnaissance Orbiter.
Eksperimen-eksperimen ini mengukur pantulan gelombang baik dari permukaan maupun bawah permukaan setiap kali penetrasi dimungkinkan. Namun, metode sebelumnya ini belum memberikan bukti terjadinya air tanah di luar deteksi Kutub Selatan 2018.
(Ahmad Luthfi)